
PENTINGNYA menjaga kerahasiaan data pribadi penting bukan hanya demi keamanan Anda, tapi juga kerabat dan keluarga. Sebab menurut Ody Waji, CEO Waji Travest dan Co Founder 3C.Comm, modus penipuan online kini semakin canggih, yang bermodalkan pencurian informasi pribadi.
Ody mencontohkan kasus peretasan akun media sosial yang sempat marak beberapa waktu lalu. Modusnya, pelaku meretas akun media sosial orang lain menggunakan informasi yang didapatnya dari unggahan orang tersebut!
“Misalnya tanpa sengaja unggah foto pribadi, lalu ada informasi nama lengkap, alamat, sampai tempat dan tanggal lahir. Diretaslah akun medsosnya, karena besar kemungkinan password itu berasal dari informasi-informasi seperti tanggal lahir,” tutur Ody, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (27/9/2021).
Korban peretasan tidak hanya kehilangan akun media sosial. Menurut Ody, akun yang diretas sangat mungkin digunakan pelaku untuk melakukan penipuan.
“Biasanya nanti keluarga atau kerabat dikirimi pesan lewat DM atau messenger, minta pinjam uang. Kalau kerabat nggak cek bisa langsung dikirim saja. Mereka rugi uang, kita rugi nama baik, pelaku untung,” tambahnya lagi.
Karena itulah menurut Ody, penting bagi masyarakat awam memiliki kemampuan literasi digital yang baik. Dengan kemampuan digital yang baik, risiko mengalami peretasan bisa dihindari.
Ia pun membagikan cara bijak menggunakan media sosial. Apa yang perlu diketahui?
Penipuan Online Marak, Ini Penjelasan Pakar
- Jangan asal posting konten
Sadari betul bahwa akun medsos Anda bisa dilihat secara publik. Jika Anda mengunggah konten yang buruk, tentunya unggahan tersebut bisa dilihat oleh orang lain.
Amankah Penggunaan Masker Saat Berolahraga?
- Tak perlu detail mencantumkan informasi
Di era digital yang semakin canggih, semakin canggih pula kejahatan siber. Informasi seperti alamat, nama, hingga tempat dan tanggal lahir tidak boleh diunggah sembarangan.
- Jaga etika
Media sosial memang memberikan kebebasan bagi para penggunanya. Tetapi bukan berarti bebas pula dalam beretika. “Perlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan di dunia nyata,” paparnya.
- Selalu waspada dan jangan langsung percaya
Akan selalu ada limpahan informasi atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab di media sosial. Anda harus memilah mana yang perlu diikuti, mana yang tidak.
- Filter akun yang diikuti
Seiring perkembangannya, media sosial sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental. Jika akun yang diikuti hanya menyebarkan kebencian, sebaiknya tinggalkan.
Pada webinar kali ini hadir juga Andrew Paulo (Forex Trader), Raynesta Mikaela Indri Malo (Dosen Universitas Kristen Wira Wacana Sumba), dan Fisca Alycia (key opinion leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment