
PENGARUH penyebaran hoaks pada pemahaman masyarakat tentang permasalahan di sekitar kita sangat penting. Hoaks bisa membuat banyak orang memiliki pemahaman keliru dan dipercaya sebagai suatu kebenaran.
Menurut Wildrian Ronald Otta, S.Stp, MM, Ketua Karang Taruna NTT dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa 26 Oktober 2021, kita masih dipengaruhi oleh berita-berita yang bombastis karena tidak membaca keseluruhannya.
“Kita sangat kering oleh opini yang benar dan kita sangat mudah dipengaruhi oleh opini yang dibangun untuk memberi pemahaman keliru dengan maksud dan tujuan tertentu. Hal ini disebabkan karena kita sangat lemah dalam hal literasi,” ujar Ronald dalam webinar yang dipandu oleh Yulian Noor ini.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa penyebaran hoaks menjadi lebih marak terjadi dengan perkembangan teknologi yang canggih di mana informasi dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja.
Jika kita membahas dari ilmu bahasa, kata Ronald lagi, menurut kamus besar Bahasa Indonesia KBBI hoaks atau hoaks adalah berita bohong atau berita tidak bersumber. Hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar.
Berdasarkan dari data survei 2018 yang dikeluarkan oleh Program for International Student Assessment, kita masih dipengaruhi oleh berita-berita yang bombastis tidak membaca keseluruhannya.
Waspadai Radikalisasi Lewat Medsos, Anak Perlu Dibekali Moerasi Keagamaan
Contoh saja dulu ada hoaks akan terjadi tsunami setelah Seroja. Beredar informasi yang berisi pesan bahwa akan terjadi gelombang tsunami pasca bencana siklon tropis seroja. Juga pasokan listrik dan jaringan yang mati total semakin membuat masyarakat menjadi ketakutan hingga berlari untuk mencari tempat perlindungan yang lebih aman di ketinggian.
Kerap kali juga penipuan phising dibalut hoaks pada broadcast message. Sering terjadi terjadi kiriman pesan-pesan hoaks disertai tautan. Karenanya sebelum masuk pada tautan tersebut pastikan sumber dari tautan tersebut bukanlah bohong untuk melindungi informasi informasi pribadi anda.
Untuk kehidupan berbangsa dan bernegara, banyak sekali dampak berita hoaks yang sangat berbahaya. Di antaranya adalah awalnya iseng dan benci tapi lama-lama dari iseng-iseng akan menimbulkan kebencian pada orang lain juga. Selain itu berita hoaks bisa menimbulkan intolerasi, radikalisasi ideologi, radikalisasi perilaku, terorisme dan hancurnya negara.
Selain Ronald juga hadir pembicara lainnya yaitu Josephine Vannia Brightnessa Marketing Manager Digital App, Astried Finnia Ayu Kirana, Managing Director PT Astrindo Sentosa Kusuma dan nMarizka Juwita sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment