4 Fakta Heboh ‘Apotek’ Sabu di Buleleng yang Dibongkar BNN Bali

Para pengelola apotek sabu di Buleleng, Bali saat berada di BNN Bali - IST

DENPASAR, kanalbali.com –– Penangkapan terhadap Sejumlah pengedar sabu di Singaraja, Buleleng, Bali mengejutkan warga Pulau Dewata. Pasalnya pada tersangka mengedarkan sabu dengan modus layaknya ‘apotek’.  

Nah, berikut ini adalah 4 fakta terkait kasus tersebut:

1.Bukan apotek biasa

Lazimnya, apotek adalah tempat yang menyediakan aneka obat untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan. Nah, apotek ini hanya menyediakan sabu saja. Apotek itu merupakan istilah di kalangan pengguna dan pengedar untuk menyebut tempat yang menjual sekaligus menyiapkan ruangan untuk mengkonsumsi sabu meskipun tempatnya adalah rumah biasa. 

“Apotek itu istilah dalam dunia narkoba, dalam kasus ini di, samping menjual mereka juga menyiapkan tempat untuk make makanya disebut apotek,” ucap Kabid Pemberantasan BNNP Bali Putu Agus Arjaya saat dihubungi Rabu (01/06).

2. Pelanggan sampai ratusan orang 

Dari buku catatan ‘Apotek Sabu’  yang bukan seperti apotek pada umumnya tapi hanya sebuah rumah itu, pelanggannya mencapai sekitar 100 orang. 

Kepala BNNP Bali Brigjen. Pol. Drs. Gde Sugianyar Dwi Putra,S.H., M.Si. saat memberikan keterangan pers Selasa (31/5) di Denpasar menyebut, sekitar 100 pelanggan memiliki latar belakang beragam. 

Kepala BNNP Bali Brigjen. Pol. Drs. Gde Sugianyar Dwi Putra,S.H., M.Si. saat memberikan keterangan pers Selasa (31/5) di Denpasar – ROB

3.Pelanggan termasuk anak anggota DPRD

Dari 100 pelanggan, salah-satunya adalah anak anggota DPRD Buleleng. Setelah dihubungi petugas, anak itu menyerahkan diri didampingi orang tuanya.

Selain dia, Petugas BNN telah menghubungi kurang lebih 50 pelanggan untuk menyerahkan diri. Apabila nanti terbukti tidak terkait jaringan peredaran narkoba maka hanya akan menjalani rehabilitasi.

4.Dioperasikan oleh satu keluarga

Menurut keterangan BNN, apotek ini dikelola oleh satu keluarga. Saat beroperasi, agar tidak terendus petugas, mereka hanya menerima pembeli yang sering ke tempat ini atau kenal dekat dengan jaringan pengedar ini.

 “Jadi di depan ada satu orang penjaga, dia yang tahu siapa pembelinya. Dia yang bertugas memastikan yang datang memang aman, baru diarahkan ke dalam,” kata Sugianyar.

Paket-paket Sabu di tempat ini dijual dengan paket-paket kecil seberat 0,1 gram. Masing-masing paket dijual dengan harga Rp. 200 ribu. Selain melayani pembelian, di rumah milik pria berinisial TOM ini juga menyiapkan ruangan bagi pengguna.

“Barang dimasukan dalam pipet, beratnya ada yang 0,1 dan ada yang 0,2 gram. Di samping menjual mereka juga siapkan tempat memakai,” ucap Sugianyar. (kanalbali/ROB)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.