DENPASAR, kanalbali.id – International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) Series 2025 di Bali, telah berakhir pada Kamis (13/02/2025). Salah-satu yang akan diantisipasi adalah dorongan untuk menerapkan integrasi lingkungan dengan industry dalam konsep agro forestry.
“Pemerintah dan NGO mengarahkan kepala sawit utk ganti sistem yang lebih terintegrasi dengan teriintegrasi seperti dalam konsep agroforestry,” kata Jean-Pierre Caliman, Co-Chairman ICOPE 2025.
Sistem ini, kata dia, kemungkinna tak bisa diterapkan untuk semua level. Prioritasnya adalah petani kecil yang sudah tahu bagaimana menanam sawit.
Matangkan Rencana Desa Wisata Kembar di Gianyar dan Jateng, Kagama Bali Temui Bupati Mahayastra
“ Tapi pasti mungkin ada masalah muncul masa depan, atau efek sampingnya. Maka kita melihat perlunay riset untuk melihat persoalan itu,” katanya.
Agro forestry, jelasnya, akan mengganti siklus nutrisi, air, dan cahaya dan juga mengganti iklim. Ini akan berdampak pada tumbuhan maupun binatang yang ada di lingkungan itu.
Dai menyebut, konsep ini belum banyak dicoba untuk sawit. Sebetulnya di Brasil sudah diterapkan dalam 7 tahun terakhir namun peneliti Brasil berhalangan hadir.

Head, Operations Sustainability SMART – IST
Sementara itu Dr. Haskarlianus Pasang, Head Operations Sustainability SMART menyatakan, bila bicara soal lingkungan dan keberlanjutan ahrus melibatkan 3 pilar, yakni dunia bisnis (profit), lingkungan dan sosial atau masyarakat.
“Kolaborasi kuat antara tiga ini utk memastikan keseimbangan dan kemudian peran pemerintah menjadi sangat penting,” katanya. ( kanalbali/ RFH)



Be the first to comment