
KARANGASEM, kanalbali.id – Kehidupan keluarga nelayan identik dengan kondisi kemiskinan. Salah-satunya karena pengelolaan keuangan yang tanpa prioritas dan disesuaikan dengan naik turunnya penghasilan.
Karena itu, Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) bakal memperluas jangkauan pelatihan literasi keuangan untuk nelayan dengan menyiapkan pelatih literasi keuangan.
“Kegiatan ini melibatkan 13 organisasi masyarakat sipil (OMS) pada dua waktu yang berbeda, yakni 16-17 April 2025 dan 16-19 Juni 2025,” kata Anisa Indira Prameswari
Communication Officer MDPI dalam rilisnya, Senin (23/6/2026).
Pelatihan ini dirancang untuk memperluas dampak kegiatan literasi keuangan MDPI melalui pendekatan kolaboratif antar-OMS.
Para peserta tidak hanya mendapatkan materi teoritis, tetapi juga melakukan sharing knowledge dan sharing tools yang bertujuan memperkuat kapasitas para pelatih dalam mendampingi keluarga nelayan dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.
Selama pelatihan, peserta diajak menganalisis potensi ekonomi lokal, memetakan kondisi keuangan masyarakat dampingan mereka, dan mengidentifikasi berbagai tantangan dalam pengelolaan keuangan di komunitas nelayan. Pelatihan ini menekankan pentingnya memahami konteks sosial- ekonomi pesisir agar pendekatan literasi keuangan menjadi relevan dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari praktik lapangan, peserta mengunjungi keluarga nelayan di Karangasem dan memperkenalkan dua alat bantu interaktif—Si Keong Nelayan dan Si Kompas Nelayan.
Permainan ini dirancang untuk membuka ruang diskusi keuangan dalam keluarga, mendorong transparansi antara suami, istri, dan bahkan anak-anak.
Peserta Pelatihan Literasi Keuangan memandu seperangkat keluarga nelayan, lengkap dengan ibu, ayah, dan anak (tengah).
Dari kegiatan ini, banyak keluarga nelayan mulai menyadari bahwa komunikasi keuangan bersama pasangan dan anak-anak adalah kunci pengambilan keputusan yang lebih sehat secara finansial.
Mereka juga semakin paham pentingnya menabung untuk masa depan, seperti biaya pendidikan anak, membuka usaha sampingan, hingga berinvestasi dalam bentuk aset atau perlindungan sosial seperti BPJS.
Noni Tuharea dari Yayasan Nusa Bahari Lestari (SAHARI) melihat model literasi keuangan MDPI dapat membantu kinerjanya dalam mendampingi masyarakat pesisir di Maluku. Ia mengaku sudah lama ingin meningkatkan literasi keuangan masyarakat dampingannya, tetapi belum menemukan model pendekatan yang pas. “Alat ini mungkin bisa bermanfaat dalam menjawab hambatan dari kerinduan organisasi kami,” ujar Noni.
Salah satu peserta, Noni Tuharea dari Yayasan SAHARI, berlatih menjadi fasilitator literasi keuangan bagi keluarga nelayan Karangasem.
Dengan menguatkan peran NGO lokal sebagai pelatih, MDPI berharap tidak berhenti pada satu wilayah, tetapi bisa menyebar luas di berbagai komunitas pesisir. Ke depannya MDPI akan melakukan pemantauan dampak setelah OMS menerapkan model Si Keong Nelayan di masyarakat dampingannya hingga akhir tahun 2025. (kanalbali/RLS/RFH)