Renungan Kala Pandemi di Bali, OPX Luncurkan Album Rock ‘Sarkas’

OPX (tengah) bersama Executive Producer Jukka Svenk dari Finlandia (kiri) saat jumpa pers di Warung Kubu Kopi, Denpasar, Kamis (12/5) - RFH

DENPASAR, kanalbali.id – Pandemi COVID-19 menghantam seluruh sendiri kehidupan, khususnya di Bali. Band The Wheels yang lekat dengan musik Classic Rock pun sempoyongan. Personilnya lalu sepakat untuk menempuh jalan sendiri-sendiri untuk mempertahankan periuk nasi.

Bagi OPX yang menjadi vocalis, situasi itu pun memancing perenungan mendalam. Lalu, memantik kreativitasnya untuk menggarap sejumlah lagu. Hasilnya, kini di ujung pandemi, dia meluncurkan album solo dari 5 lagu garapannya.

“Awal dari semua ini dari pandemi. Di saat semua berhenti bingung dengan ekonomi dan pekerjaan, kenapa semua seperti berhenti. Lingkungan dan sudut pandang menginspirasi untuk bikin sesuatu,” kata OPX saat memberi keterangan pers di Warung Kubu Kopi, Denpasar, Kamis (12/5).

Dalam kondisi begitu ribut, bukan saling gandeng tapi sibuk cari pembenaran masing-masing. Semua saling sikut. Tak hanya per orangan tapi kelompok.
“Dalam kondisi yang sulit apakah ini rillnya mereka?,” ucap OPX. Dia menambahkan total 5 lagu diluncurkan album yang digarap bersama Protagonis Music ini.

OPX saat jumpa pers di Warung Kubu Kopi, Denpasar, Kamis (12/5) – RFH

Dijelaskan OPX dalam penggarapan album dirinya banyak melakukan eksperimen-eksperimen. “Banyak eksperimen juga. Ada elektrik juga, lirik agak-agak gelap. Dari sound banyak eksperimen, tapi sudah cukup puas,” ujarnya. Karena itu dia berharap album Sarkas bisa diterima di industri musik. Juga bisa menghadirkan kembali nuansa musik grunge 90an.

Pengamat musik Rudolf Dethu menyebut, single karya OPX dikemas dalam sound yang berat dengan bersandar pada kekuatan beat drum, chord dan notasi yang cenderung ‘gelap’. “Nuansanya begitu suram dan sulit menemukan nuansa keceriaan,” katanya.

Melalui album ini, OPX telihat ingin melepaskan diri dari band The Wheels yang pernah digawanginya sebagai vokalis yang lekat dengan musik klasik rock. “Ia mencoba lebih jujur dengan dirinya sendiri dan memainkan apa yang lebih pas dengan karakter suaranya, kata Dethu. (kanalbali/RFH)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.