
DENPASAR- Pandemi Covid-19 membuat banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dari mulai dirumahkan hingga di PHK di perusahaannya. Terutama, di Pulau Bali yang selama ini mengandalkan sektor pariwisata, imbas Pandemi Covid-19 banyak masyarakat tak lagi bekerja karena sepinya wisatawan berkunjung ke Bali.
Ditengah keprihatinan tersebut, Pasangan suami istri (Pasutri) di Bali, Anak Agung Satya Wibhawa dan Isyanita Tungga Dewi tergerak untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19.
Satya Wibhawa bersama istrinya membuat Gerakakan bantu masyarakat dan diberi nama ‘AkuForBali’. Gerakan itu masih berlangsung selama PPKM Darurat 3-20 Juli 2021.
Satya Wibhawa menceritakan, bahwa dirinya sebenarnya sudah melakukan gerakan tersebut sejak awal Pandemi Covid-19 melanda Bali.
“Mulanya, sejak tahun lalu sejak awal Pandemi Covid-19 mulai akhir Maret itu,” kata Satya saat dihubungi, Jumat (16/7).
Ia bersama istri tercintanya, awalnya memasak ratusan porsi makanan untuk dibagikan ke masyarakat yang butuh makan karena terdampak secara ekonomi.
“Awalnya, kita masak dulu mulai dari 1000 dan 500 porsi kemudian ada wilayah yang kita tak bisa jangkau akhirnya kita bagi sembako. Karena, situasi PPKM sekarang tidak mungkin kita masak-masak, karena protkes jadi bagi sembako,” imbuhnya.
Kemudian, untuk saat ini pihaknya konsentrasi untuk pembagian bantuan sembako kepada masyarakat yang disalurkan oleh gerakan ‘AkuForBali’. Sejumlah paket sembako yaitu, beras, mie intans, telur, minyak goreng, bumbu masak, susu, gula, kopi, teh, dan keperluan kebutuhan sehari-hari yang lain.
Selanjutnya, bersama relawan yang lain, ia hampir setiap hari berkeliling untuk memberikan bantuan kepada meraka yang terdampak. Dalam satu hari tersebut, ada sekitar 50 hingga 60 paket sembako yang meraka salurkan untuk membantu masyarakat.
“Awalnya saya dan istri yang bergerak, tapi sekarang sudah dibantu oleh relawan yang lain,” ujar Satya yang juga berprofesi sebagai advokat itu.
Selain yang terdampak dari segi ekonomi, bantuan juga disalurkan kepasa mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri akibat positif Covid-19.
Informasi tentang mereka, yang sedang isolasi mandiri, diperoleh langsung oleh para relawan yang tersebar di Kabupaten dan Kota se-Bali.
“Tempo hari ada orang yang terdampak di Kuta sedang menjalani isolasi mandiri, kita langsung antarkan kesana paket sembako dan makanan,” kata dia.
Seluruh bantuan yang disalurkan itu mayoritas menggunakan modal pribadi. Walaupun, belakangan ini sudah ada sejumlah orang yang juga ikut terlibat menyalurkan bantuan di gerakan yang ia dirikan.
Gelar Pengabdian Masyarakat, LPPM Unud Buat Pelatihan Public Speaking di SD Bali Public School
“Tapi ada atau tidak ada (donasi), kita akan tetap jalan. Iya dana pribadi dan ada juga teman-teman yang bantu sekedarnya,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan, dirinya bersama istrinya memulai gerakan tersebut, karena banyak masyarakat Bali yang tidak bisa kerja karena pariwisata sepi sehingga banyak pegawai yang dirumahkan dan segala macamnya.
Ia juga berharap, pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia dan Bali pada khususnya agar bisa segera berlalu. Karena, hampir semua orang di Bali yang ia temui selama Covid-19 atau pun sejak PPKM Darurat diberlakukan merasakan hal yang sama. Yakni kesulitan selama pandemi Covid-19.
“Iya awalnya karena di Bali banyak yang tidak bisa kerja karena pariwisata. Saya tau sendiri karena banyak yang tidak bisa makan,” ujar Satya. (kanalbali/kad)
Be the first to comment