AirNav: Saat Puncak KTT G20 di Bali Traffic Penerbangan Bertambah 100 Flight

Penyambutan pesawat Singapore Airlines dengan Water Canon di Bandara Ngurah Rai, Bali - IST

BADUNG, kanalbali.id – Puncak KTT G20 di Pulau Bali, diprediksi traffic penerbangan ke Pulau Bali akan meningkat atau ada penambahan sekitar 70 atau 100 flight.

“Tambahannya kira-kira sekitar 70 atau 100 flight. Jadi movement-nya 140 sampai 200. Tambahnya kira-kira sebegitu, karena jadwalnya masih belum (pasti),” kata Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana B. Pramesti, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (18/10).

Ia menerangkan, bahwa penambahan flight itu karena ada 29 kepala negara dengan membawa pesawat negara yang mengikuti G20 di Pulau Dewata. Kemudian, juga para delegasi KTT G20 yang menggunakan pesawat komersil.

BACA JUGA: Beautifikasi Jelang G20, Begini Penampakan Bandara Ngurah Rai Bali

“Karena nanti ada 29 kepala negara yang akan datang dengan pesawat negara. Tapi beberapa juga ada yang menggunakan pesawat komersil. Belum lagi pendukung-pendukungnya, misalnya delegasinya,” imbuhnya.

Ia juga menyebutkan, belum mengetahui rinciannya berapa jumlah pesawat saat puncak KTT G20 ke Bali karena bukan AirNav yang menentukan.

“(Rinciannya) belum, terus terang ini bukan AirNav yang menentukan tapi ada panitianya. Sementara untuk kedatangan pesawat nanti koordinatornya Kemenlu. Kami hampir setiap Minggu rapat,” imbuhnya.

Ia juga menyebutkan, saat puncak KTT G20 tidak akan menganggu jadwal penerbangan atau penghentian pesawat komersil. Kendati, ada pengurangan flight saat puncak KTT G20.

“Yang jelas konsepnya tidak menganggu operasional komersial tetap dilayani. Tidak ada penghentian walaupun berkurang tapi tidak ada penghentian,” ungkapnya.

Sementara, saat ditanya sudah berapa jumlah total pesawat yang akan dibawa oleh kepala negara untuk mengikuti KTT G20. Pihaknya mengaku untuk jumlah tersebut terus bergerak tetapi tidak semuanya bisa stay di Bali.

Tetapi sudah disiapkan, bandara-bandara pendukung seperti di Surabaya, Lombok, Jogja, Semarang, dan di Makassar.

“Masih bergerak terus. Yang jelas pesawat-pesawat negara itu kan tidak bisa semua stay di Bali. Kita ada bandara-bandara pendukung yang ngedrop di sini. Kemudian, stay ada di Bandara Lombok, Surabaya, Jogja, Semarang, Makassar,” ujarnya. (kanalbali/KAD)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.