BNPB Gelar Riset Penanganan COVID-19 di Bali

Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati saat membuka seminar Ideathon Bali Kembali secara virtual di Ruang Rapat Wakil Gubernur Bali, Kantor Gubernur, Selasa (23/11)/IST

DENPASAR — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar riset kebencanaan Ideathon terkait penanganan COVID-19 di Bali.

“Pelaksanaan riset terhadap kasus pandemi sangat penting untuk mengetahui sejumlah cara dalam menangani dan memutuskan rantai penularan COVID-19,” kata Kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto dalam siaran tertulis, Selasa, (23/11/2021).

Menurutnya penyelenggaraan riset kebencanaan dengan tema Ideathon Bali Kembali ini dilaksanakan atas kolaborasi dari BNPB, Kemendikbud Ristek, Pemerintah Provinsi Bali dan Perguruan Tinggi. Melalui riset diharapkan mampu menjadi salah satu upaya dan kontribusi untuk memberikan sumber pengetahuan serta solusi yang implementatif dan kreatif berbasis kearifan lokal untuk percepatan pemulihan ekonomi Bali.

“Kami harap riset ini dapat menghasilkan solusi dan rekomendasi policy brief kepada Pemerintah Provinsi Bali untuk mendukung percepatan pemulihan Bali yang tepat sasaran berbasis riset,” tambahnya.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menuturkan, untuk mencegah dan mengendalikan laju penyebaran COVID-19 di Bali, selain memulai dari diri sendiri untuk menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, memperketat protokol kesehatan dengan melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dan operasi yustisi.

Kemudian melakukan 3T yakni testing, tracing dan treatment, melakukan isolasi terpusat dan percepatan vaksinasi, segala upaya juga telah dilakukan. Selain itu, seluruh Kabupaten/kota di Bali saat ini berada pada zona risiko rendah COVID-19 atau PPKM level 2.

“Walaupun penyebarannya COVID-19 di Bali sudah mulai bisa dikendalikan tetapi potensi penyebarannya masih tetap ada, maka protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan secara ketat dan disiplin,” tambahnya.

Penyebaran COVID-19 di Bali, sambungnya, yang sudah berlangsung sejak awal Maret 2020, selain memberi dampak pada kesehatan, juga telah memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian Bali yang bergantung pada sektor pariwisata dan turunannya.

Sampai dengan triwulan III Tahun 2021, secara year on year (YoY) perekonomian Bali masih terkontraksi sebesar minus 2,91 persen. Hal ini tentu berdampak sangat serius pada kesejahteraan masyarakat Bali. COVID-19 belum dapat dikendalikan sepenuhnya, bahayanya masih nyata, sementara perekonomian juga harus diselamatkan.

“Masyarakat harus tetap produktif di masa pandemi tetapi dengan cara-cara baru. Namun kita semua menyadari tanpa kolaborasi, kerjasama dan dukungan semua pihak dari semua unsur Pentahelix akibat dampak pandemi COVID-19 tidak akan bisa optimal,” imbuhnya. (Kanalbali/Luh Putu Sugiari)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.