Desa Adat Kota Denpasar Gandeng PKHI untuk Trauma Healing Pasca Banjir

Pelaksanaan hipnoterapi untuk warga korban banjir di Denpasar - IST
Pelaksanaan hipnoterapi untuk warga korban banjir di Denpasar - IST

DENPASAR, kanalbali.id –  Pasca bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Denpasar beberapa waktu lalu, Desa Adat Kota Denpasar menggelar kegiatan trauma healing dengan menggunakan pendekatan hipnoterapi.

Program ini menggandeng Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI) sebagai mitra pelaksana.

Bendesa Adat Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar sebagai upaya pemulihan psikologis masyarakat yang terdampak langsung oleh bencana.

“Kami telah menyampaikan pemberitahuan kepada seluruh banjar adat di wilayah Kota Denpasar agar masyarakat yang mengalami trauma bisa mengikuti kegiatan ini,” ujar Agung Alit mengenai kegiatan pada Minggu (20/10/2025) itu.

Menurutnya, pendekatan hipnoterapi dipilih karena terbukti efektif dalam membantu masyarakat mengelola stres dan memulihkan ketenangan pascabencana.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh anggota Komisi IX DPR RI, Tutik Kusuma Wardani, yang menyoroti meningkatnya potensi gangguan kesehatan mental di wilayah perkotaan.

Ka-Ki: Anggota Komisi IX DPR RI, Tutik Kusuma Wardani saat memberikan sambutan didampingi  Grand Master Lan Ananda, (etua DPD PKHI Provinsi Bali) dan Bendesa Adat Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Alit  Wirakesuma - IST
Ka-Ki: Anggota Komisi IX DPR RI, Tutik Kusuma Wardani saat memberikan sambutan didampingi Grand Master Lan Ananda, (etua DPD PKHI Provinsi Bali) dan Bendesa Adat Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma – IST

“Tingkat stres dan depresi di kota besar cukup tinggi, bahkan Bali mencatat angka bunuh diri yang mengkhawatirkan. Inisiatif Desa Adat bersama PKHI ini merupakan langkah tepat untuk membantu masyarakat mengatasi tekanan mental dan mencegah tindakan negatif,” ungkap Tutik.

Sebagai narasumber utama, Grand Master Lan Ananda, Ketua DPD PKHI Provinsi Bali, mengungkapkan bahwa praktik hipnosis sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat Bali.

“Dalam kebudayaan Bali, teknik serupa sudah dikenal sejak lama lewat praktik seperti penglukatan, pengulapan, hingga penebusan di Prajapati dan kayangan. Hipnoterapi modern hanya memberi kerangka ilmiah pada tradisi penyembuhan yang sudah ada,” jelas Lan Ananda.

Ia juga menambahkan bahwa pelaksanaan kegiatan di areal Setra Badung (kuburan) memiliki makna filosofis mendalam.

“Kuburan bagi masyarakat Bali adalah ruang liminal antara sekala dan niskala. Dulu banyak penyembuh melakukan pengobatan di setra karena dipercaya sebagai tempat penyucian diri dari energi negatif. Kini, kami menggabungkannya dengan metode hipnosis modern agar lebih terstruktur dan aman,” pungkasnya.

Kegiatan ini menjadi langkah awal kolaborasi antara Desa Adat Kota Denpasar dan PKHI Bali dalam menghadirkan pendekatan penyembuhan mental berbasis budaya dan sains modern — mempertemukan kearifan lokal dengan keilmuan hipnoterapi untuk menciptakan masyarakat Bali yang lebih sadar, tenang, dan sehat mental. (kanalbali/RLS)

 

Apa Komentar Anda?