Gus Dark Bawa Isu Bali ke Panggung Global

Karya-karya Gus Dark yang ditampilkan di New Zealand - IST
Karya-karya Gus Dark yang ditampilkan di New Zealand - IST

NEW ZEALAND, kanalbali.id – Seniman Bali Gus Dark menjadi salah satu Season Artist untuk SCAPE Public Art Season 2025 di Aotearoa, New Zealand.

Dengan tema kuratorial “The Limits of Language”, ia menghadirkan pandangan satiris dan puitis visual yang menggugat bagaimana Bali sebagai surga pariwisata dibentuk serta dijual kepada dunia modern.

SCAPE Public Art Season 2025 dibuka pada 7 November 2025 hingga 1 Februari 2026.

Karya-karyanya dikurasi oleh Tyson Campbell yang mengundang para seniman untuk menelusuri batas-batas bahasa — bagaimana ide dapat bergerak melampaui kata-kata, dan bagaimana seni publik menjadi jembatan antara komunikasi, koneksi, dan ekspresi.

SCAPE Public Art Executive Director Rachel Jefferies mengatakan program tahun ini akan bergema di seluruh kota.

“The limits of language adalah tentang saat ketika kata-kata tak lagi cukup — dan bagaimana seni hadir untuk menjembatani kekosongan itu. Para seniman tahun ini membawa beragam perspektif yang akan menyalakan percakapan baru di jalan-jalan dan ruang publik,” katanya.

Gus Darrk menyatakan, karya-karyanya adalah eskpresi  ketika kata-kata berhenti bekerja.

Gus Dark berinteraksi dengan warga yang menikmati karyanya -IST
Gus Dark berinteraksi dengan warga yang menikmati karyanya -IST

“Saya menggunakan gambar untuk bicara tentang hal-hal yang sulit dijelaskan — benturan antara alam dan industri, antara keyakinan dan bertahan hidup, antara hening dan bising. Datang dari Bali, saya melihat bagaimana surga sering dikemas untuk dunia, sementara manusia dan tanahnya menanggung harga dari citra itu,” sebutnya.

Dengan humor, ironi, dan keindahan, Gus menyebut pendekatannya sebagai “propaganda positif” — cara menggunakan pesona dan kelucuan untuk membuka mata terhadap kebenaran yang tidak nyaman tanpa membuat orang berpaling.

“Tema The Limits of Language sangat dekat dengan apa yang saya lakukan. Kata bisa dimanipulasi atau diabaikan, tapi gambar bisa menembus pertahanan. Bagi saya, seni adalah cara menerjemahkan kisah-kisah yang tak terucapkan,” tegasnya.

Melalui percampuran simbol, mitos, dan benda sehari-hari, Gus mengajak penonton berhenti sejenak — untuk tertawa, lalu berpikir ulang — tentang apa yang diucapkan, disembunyikan, dan yang tak bisa dikatakan sama sekali.

Karya yang Ditampilkan di SCAPE Public Art Season 2025 antaralin adalah Water Crisis (2024), Just Keep Smile  (2024), Home Invasion (2023), Where do we go from here (2024) Spiritual Influencer (Ubudian)2023,  Freedom of Press – Utopia (2025),  Returning the Goddess of Prosperity (2025)

Didirikan pada tahun 1998, SCAPE Public Art telah mengubah wajah ruang terbuka  dan mengubah arah seni publik di Aotearoa Selandia Baru.

SCAPE menghadirkan karya seni kontemporer yang bebas diakses publik sepanjang tahun, dengan Season tahunan yang diakui sebagai peristiwa seni publik paling bergengsi di Selandia Baru.

Sebagai produsen karya seni publik baru terbesar di negara ini, SCAPE mempertemukan seniman, pelaku bisnis, dan komunitas dalam proyek-proyek yang ambisius, memperkaya lanskap kota, dan merayakan kreativitas di panggung global. ( kanalbali/RLS )

Apa Komentar Anda?