Jelang G20, Kuda Patroli dan Anjing Pelacak dari Polda Bali Pun Ikut Bersiap

BADUNG, kanalbai.id – Pengamanan KTT G20 di Pulau Bali, tidak hanya dijaga ketat oleh ribuan personil gabungan dari TNI dan Polri. Puluhan satwa  terlatih mulai dari Kuda Patroli dan Anjing Pelacak dari Unit Polisi Satwa Polda Bali pun ikut beriap-siap.

Direktur Samapta Polda Bali, Kombes Pol. Radjo Alriadi Harahap mengatakan, untuk pengamanan di KTT G20 Polda Bali memiliki 11 kuda. Diantaranya, 7 kuda dari Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB) dan 4 Kuda dari Negara Belanda.

Namun, selain kuda dari Polda Bali juga akan dibackup sekitar 10 atau 12 Kuda dari Bawah Kendali Operasi (BKO) Mabes Polri untuk berpatroli di kawasan ITDC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, dan di berbagai tempat acara KTT G20.

BACA JUGA: Bawa Alat Berat, Kapal Tongkang dan Tugboat Kandas di Perairan Karangasem, Bali

“Untuk BKO-BKO sekitar 10 sampai 12 (Kuda Belanda). Kuda ini, nanti di G20 kita akan munculkan yang Belanda, karena posturnya lebih tinggi,” kata Kombes Radjo, saat ditemui di apel Operasi Gelar Agung V-2022, di Lapangan ITDC Nusa Dua, Bali, Selasa (12/7).

Ia juga menyebutkan, bahwa dari 4 kuda asal Belanda dua diantaranya baru sekitar satu bulanan datang dari Belanda. “Kalau dua kuda dari Belanda sudah lama dan dua (lainnya) baru satu bulanan itu kiriman baru dari Jakarta dari Dir Satwa Mabes, untuk backup kegiatan G20,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, berapa banyak kuda patroli yang dibutuhkan tergantung saat KTT G20. Tapi, untuk kuda dari Polda Bali tentu diturunkan semuanya.

Direktur Samapta Polda Bali, Kombes Pol. Radjo Alriadi Harahap – KAD

“Kemungkinan, akan dapat backup juga kalau kurang dari Mabes. Tergantung, nanti berapa, kita perhitungkan di sini (dalam) kegiatan patroli pada G20, berapa rutenya dan berapa tempatnya, nanti kita akan hitung kalau kurang yang ada di sini, kita akan minta backup di Mabes. Harus dihitung dulu,” jelasnya.

Keunggulan kuda dari Belanda adalah lebih tinggi dan besar ketimbang kuda lokal. “Kuda Belanda ini, lebih khususnya untuk kegiatan protokoler dan kegiatan patroli. Khususnya, daerah-daerah yang sulit dijangkau atau seperti di pantai, cocok ini. Kemudian, untuk jalan jarak jauh juga cocok, cuman ini kuda kita lagi latih untuk medan di Bali,” ujarnya.

Sementara, keahlian kuda-kuda tersebut yaitu untuk menghalau massa dan kegiatan berpatroli dan protokoler. Karena, dua kuda dari Belanda juga pernah ada di istana presiden untuk digunakan kegiatan protokoler.

“(Dua diantaranya) perna ada di istana. Tadinya di istana ini, umpamanya (dipakai) untuk menarik kereta kencana atau apa, untuk kegiatan presiden atau ada tamu asing, dan khususnya Upacara 17 Agustus,” ungkapnya.

“Kalau untuk perawatan tidak ada kesulitan. Kuda Belanda itu postur badannya besar, untuk tampilan protokoler memang dicocokkan. Kekurangan kuda Belanda, harus menyesuaikan dengan suhu di Indonesia. Kalau kuda lokal perawatannya tidak begitu susah juga,” ujarnya.

Sementara, untuk Anjing Pelacak yang disiapkan Polda Bali untuk KTT G20 ada 27 ekor dan anjing terlatih dari berbagai ras ini seluruhnya berasal dari berbagai negara di Eropa.

Dari 27 ekor anjing pelacak itu mempunyai keahlian atau kemampuan khusus masing-masing. Yaitu, anjing pelacak khusus SAR, lalu anjing pelacak khusus mendeteksi narkotika, anjing pelacak khusus kriminal dan anjing pelacak mendeteksi bahan peledak atau bom.

“Nanti ada backup dari Mabes juga dari anjing. Kita belum (hitung berapa yang diturunkan) karena eventnya juga banyak. Tapi, khusus semua itu jenis pelacak ada 27 ekor tapi karena G20 lebih khusus lagi itu yang lebih banyak (anjing) pelacak bom karena untuk sterilisasi,” ujarnya. (kanalbali/KAD)