
DENPASAR, kanalbali.id – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Pulau Bali langka dan dikeluhkan oleh anggota Organisasi Angkatan Darat (Organda) Bali yang terdiri dari sopir angkutan barang, jasa hingga bus pariwisata.
Ketua DPD Organda Bali, I Ketut Edi Dharma Putra mengatakan akibat langkanya solar beberapa hari ini di Bali untuk operasional para sopir terutama sopir bus pariwisata yang biasanya rutenya bisa lima kali ke tempat-tempat obyek wisata kini frekuensinya menurun.
“Dampaknya pelayanan terganggu. Karena Bali merupakan daerah pariwisata dengan sendirinya yang semestinya (bus pariwisata) rutenya ke obyek wisata lima kali, akhirnya karena terjadi antrean panjang adanya kelangkaan dari solar ini, menyebabkan frekuensinya menjadi menurun,” kata dia, saat dihubungi, Rabu (7/12).
Ia juga menyebutkan, bahwa saat ini untuk per bus dibatasi pembeliannya Rp 200 ribu dari Rp 200 ribu itu Rp 180 untuk solar dan Rp 20 ribu untuk dexlite.
“Kemarin sempat per bus itu, dia boleh mengambil Rp 200 ribu, dibatasi dengan Rp 200 ribu, itu Rp 180 ribu untuk solar untuk Rp 20 ribu dexlite. Itu masalah dengan Rp 200 (jarak) tempuhnya akan berkurang,” imbuhnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa kelangkaan solar sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu dan dampaknya frekuensi ritase berkurang dan karena berkurang tentu pendapatan juga berkurang,”Penyampaian ini dari anggota, sekarang terjadi kelangkaan solar sehingga operasional terganggu,” ungkapnya.
Ia juga berharap dari penentu kebijakan tidak membatasi atau mengurangi kuota solar di Bali dan kuota solar disesuaikan seperti yang sebelumnya.
“Konon kuotanya (dibatasi). Sehingga diharapkan stabil disesuaikan yang sudah-sudah. Bali kan sudah stabil, G20 kemarin sudah berjalan dengan baik. Tidak ada satu keluhan apa-apa, sekarang kami dengar koutanya itu dikurangi. Makannya kita harapkan agar dikembalikan kuota tersebut, sehingga tidak terjadi stagnan dalam pembelian solar dan antrea panjang,” ujarnya. (kanalbali/KAD)
Be the first to comment