YOGYAKARTA, kanalbali.id – Forum Kreator Era AI wilayah Jawa khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, telah mencoba mengeksplor “kemampuan” AI dalam kreasi seni visualisasi dan musikalisasi terhadap puisi bertema wayang karya beberapa penyair Indonesia.
Forum Kreator Era AI, digagas dan didirikan oleh Denny JA, merupakan sebuah komunitas para creator yang memiliki ketertarikan di dunia AI. Sebagaimana diuangkap oleh Denny JA di awal pendirian forum ini, bahwa kehadiran AI adalah sebuah keniscayaan.
“Suka tidak suka, mau tidak mau, AI telah menjadi bagian penting peradaban manusia yang merasuk ke hampir semua sisi kehidupan umat manusia,” kata Denny JA di awal pendirian forum yang sifatnya terbuka untuk siapa saja ini.
Dampaknya juga luar biasa, bukan saja dari sisi positifnya, yaitu bagaimana AI sangat membantu dan mempermudah kita mengerjakan apapun bahkan yang tadinya kita sangat awam di bidang tersebut.
“Dari sisi negatifnya, ia memantik diskusi dan debat soal terkait hak cipta, orisinalitas karya dan seterusnya!” sebutnya.
Denny JA sendiri telah memulai mengelaborasi AI dalam seni Lukis. Ia yang memang tadinya penikmat lukisan berkelas, mencoba sendiri melukis berbantuan AI. Lukisan-lukisannya kini terpajang di sebuah galeri termasuk di galeri Nasional.
Lukisan fenomenalnya adalah lukisan tentang kunjungan Sri Paus dari Vatikan baru-baru ini.
Hingga saat ini Forum Kreator Era AI (KEAI) yang berpusat di Jakarta, telah berjejaring dan berkembang di seluruh wilayah pulau dan provinsi di Indonesia. Kegiatan KEAI dengan cepat menyebar di setiap propinsi. Mulai dari workshop, seminar, lomba melukis dan kreasi-kreasi lainnya.
“KEAI diharapkan menjadi gerakan nasional komunitas kritis sekaligus kreatif dalam mensikapi AI.” Tukas Elza Peldi Taher, ketua KEAI pusat.
KEAI Yogya sendiri langsung mencobai AI dengan program, tadinya musikalisasi puisi khusus bertema wayang namun berkembang menjadi visualisasi berupa karya video yang dapat dilihat di kanal youtube KEAI, @Kreator Era AI.
Tim kreatif KEAI DIY terdiri dari Gede Joni, Daniel Budi Santoso, Tanto dan Henri Toto. Mereka menemukan bahwa dalam pemanfaat AI di ranah seni tradisional Jawa, khususnya wayang (berikut musikalnya), masih banyak tantangan kreatif yang justru harus dimiliki oleh kreator AI sendiri.
Ini masuk akal karena kecerdasan AI ujung-ujungnya tetap bergantung pada wawasan atau referensi bahkan sedikit banyak ketrampilam seni yang perlu dimiliki sang creator seni. Rencana karya-karya visual puisi wayang KEAI Yogya ini akan diluncurkan berkolaborasi dengan penyair/penulis yang tergabung dalam organisasi Satupena DIY, dalam waktu dekat. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment