Wamendag Sebut Masih Banyak Kendala untuk Ekspor Produk UMKM

Wamendag Dyah Roro Esti meninjau fasilitas Apple Developer Academy, di Kuta, Bali, pada Jumat (21/11) sore - IST
Wamendag Dyah Roro Esti meninjau fasilitas Apple Developer Academy, di Kuta, Bali, pada Jumat (21/11) sore - IST

BADUNG, kanalbali.id – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menerangkan, soal kendala produk UMKM di Indonesia yang belum tembus atau diekspor ke pasar Internasional. Hal itu, ia sampaikan saat meninjau fasilitas Apple Developer Academy, di Kuta, Bali, pada Jumat (21/11) sore.

“Kalau kami di Kementerian Perdagangan (Kemendag), kami melihat banyak sekali tantangan di lapangan. Jadi tantangan di lapangan adalah misalnya kita punya banyak sekali para pelaku usaha UMKM, yang selama ini produknya itu layak ekspor, kualitasnya sangat bagus. Tapi mereka masih terkendala dengan cara mereka marketing produk mereka,” kata dia.

“Mereka masih belum bisa optimal mungkin menggunakan aplikasi-aplikasi tertentu, untuk kemudian memasarkan produk hingga bisa tembus ke pasar internasional,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, dengan adanya Apple Developer Academy, pihaknya sedang brainstorming bagaimana nantinya Apple Academy bisa bekerjasama dengan Kemendag untuk memfasilitasi beberapa pelaku usaha UMKM di Indonesia.

“Apalagi kita juga punya fokus di Kemendag yaitu UMKM bisa ekspor produk-produk kita. Kita tahu kalau UMKM kan kontribusinya 60 persen dari total GDP (Gross Domestic Product) kita. Kita punya concern khusus terkait ini, dan kita ingin ada peningkatan ekspor. Pada intinya, kita gak boleh lari dari teknologi, kita harus berdamai dengan teknologi, dan kita harus memanfaatkan teknologi dengan baik,” sebutnya.

Kemudian, saat ini pihaknya sedang menggarap partnership salah satunya dengan Apple Developer Academy, karena mereka tidak hanya ada di Pulau Bali tetapi ada di daerah lainnya di Indonesia.

“Jadi nanti kita akan coba mapping kerjasamanya, bisa di daerah mana saja.
Tapi intinya niatnya tentunya baik gitu yah, untuk memajukan perdagangan kita ke depannya,” katanya.

Ia juga menerangkan, soal target ekspor ke luar negeri. Kemudian, untuk saat ini pertumbuhan ekspor secara keseluruhan di Indonesia baru mencapai 7 persen, dan harapannya kedepannya itu bisa meningkat.

Sementara, untuk ekspor produk UMKM di Indonesia sudah banyak sekali yang dilakukan, melalui berbagai program yang dimiliki oleh Kemendag dan untuk produk UMKM yang bisa ekspor difasilitasi untuk ekspor ke jaringan 33 negara yang telah digarap selama ini.

“Setiap negara itu punya targetnya masing-masing. Tapi pada intinya kita kepingin perdagangan kita itu juga fokus terhadap bagaimana kita bisa lebih memperbaiki pemasaran produk kita. Sehingga kemudian tercapture oleh potensi buyer yang ada di luar negeri, itu keunggulan Kemendag,” katanya.

“Kami berharap fasilitasi ini bisa berjalan kedepannya, banyak partnership yang kita sedang garap termasuk kolaborasi dengan kementerian lainnya. Seperti Kementrian Pertanian dengan produk-produk pertanian kita di Indonesia bagaimana itu bisa dikenal di dunia internasional,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya Apple Developer Academy saat ini memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia, dan kebetulan pendekatannya adalah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusianya (SDM).

“Jadi bagaimana SDM kita yang ada di Indonesia itu diberi pembekalan sedemikian rupa, agar mereka paham cara-cara coding. Sehingga kemudian membuat aplikasi sendiri,” ujarnya.

“Dan tadi juga kami dipaparkan ada kurang lebih 2.400 alumni, dan 95 persen dari alumni tersebut sudah bekerja, baik itu di beberapa perusahaan. Intinya, e-commerce companies, tapi juga di per-bankan. Jadi menarik sekali sebetulnya, dan mereka menjawab banyak sekali tantangan, hingga kemudian ada startup-startup juga yang berhasil mereka buat, dan ini semua melalui program Apple Academy,” ujarnya. (kanalbali/KAD)

Apa Komentar Anda?