20 Tahun Bom Bali, Begini Kisah Thiolina Menjalani Hidupnya

KUTA, kanalbali.id – 20 tahun sudah tragedi bom Bali I dikenang. Rupanya, sampai hari ini luka mental dan fisik masih dirasakan beberapa korban penyintas tragedi kelam itu.

Thiolina F Marpaung, seorang korban bom Bali I mengaku sampai saat ini dirinya masih harus rutin menjalani cek up mata, akibat ledakan bom 20 tahun silam.

Mata kirinya hancur terkena serpihan kaca saat ledakan bom di Paddy’s Club. Kala itu, ia bersama kedua temannya tengah berada di dalam mobil saat melintas didepan tempat kejadian.

“Waktu bom meledak posisi di dalam mobil bersama dua teman mau lewat. Tiba-tiba ada ledakan, kaca mobil pecah kena wajah saya, kedua temen saya kena luka bakar, saya tidak tapi wajah saya kena beling mata saya hancur dipenuhi beling,” kenangnya, Rabu (12/10).

Begitu pilu saat Thiolina mengenang peristiwa itu. Bahkan ia mengaku masih takut dan trauma mental akibat tragedi Bom Bali I.

Pada masa pemulihan, dikatakannya terasa sangat panas, perih dan sakit yang luar biasa. Ia juga menjalani operasi dipasangi pelindung mata di Perth Australia.

Kini luka akibat serpihan kaca itu meninggalkan kecacatan pada matanya. Meski demikian indera pengelihatannya masih dapat bekerja, walau belum sembuh total. Tiap dua bulan sekali perempuan itu masih harus menjalani cek up.

Peringatan 20 tahun tragedi bom Bali – WIB

Kesehatan matanya telah berkurang. Ia lebih cepat merasakan pusing saat menatap layar leptop secara terus menerus. “Kalau dulu14 jam saya bisa tahan, tapi sekarang 5 lima jam mata saya terasa panas dan pusing,” tambahnya.

Perempuan 48 tahun itu mengatakan saat ini pemerintah melalui Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sudah memberikan biaya kompensasi kepada para korban bom Bali.

Thiolina bercerita, ia amat bersyukur lantaran dokter yang menangani matanya di Bali sampai sekarang masih sehat, dan dapat melayani perawatanya.

Mengenai momen doa bersama tragedi menyakitkan itu, dia berharap supaya para penyintas bom Bali juga keluarga yang ditinggalkan terus sehat dan kuat menjalani hidup.

“Ini bukan peringatan tapi berdoa untuk yang masih hidup sekarang tetap sehat, lebih sehat karena yang jadi korban masih perlu maintance cek up terus,” ungkapnya.

Tak hanya itu momen ini juga merupakan seruan perdamaian di seluruh penjuru bumi. “Kita melakukan doa perdamaian bersama sama, suapaya hidup damai juga negara yang bertikai supaya redam dan kembali damai,” tambahnya. (Kanalbali/WIB)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.