
KUTA, kanalbali.id – Puluhan wisatawan asing dari berbagai negara nampak memadati kawasan tugu peringatan bom Bali atau Ground Zero, Kuta, Rabu (12/10). Hari ini merupakan peringatan 20 tahun peringatan tragedi kelam yang pernah terjadi di pulau Dewata.
Salah satu penyintas bom Bali, Ngesti Puji Rahayu atau kerap disapa Mbak Yayuk mengungkapkan peristiwa bom Bali adalah salah satu hal yang tak mungkin ia lupakan selama hidupnya. Sebagai salah satu korban dalam kejadian 20 tahun silam, ia menderita luka bakar hampir di sekujur tubuhnya.
Sampai saat ini luka itu masih berbekas. “Sebelum bom pukul 9 malam, saya masih bekerja di warung Road Kill. Pukul 10 ke Paddys Pub naik sepeda motor. Hampir satu jam tiba di Paddys. Waktu itu ramai sekali karena malam minggu,” kenang Yayuk.
Kala itu, Yayuk dan seorang temannya berniat menikmati malam minggu di Paddys Pub. Paddys merupakan salah satu hiburan malam favorit wisatawan di Kuta.

Maut datang tak diduga. Bom menyalak di tengah gemerlap malam. Suasana menjadi mencekam. “Ada bola api dari lampu DJ. Seperti bola pingpong bertubi-tubi ke muka saya. Lalu saya terpental,” ujarnya.
Ia pun mencoba menyelamatkan diri. Dengan susah payah Yayuk bergerak bangun melompat ke luar bangunan Paddys yang terbakar. Disana ada ratusan korban yang telah tewas akibat ledakan bom.
Yayuk akhirnya ditolong oleh seorang warga asing. Lantas ia mendapatkan perawatan di RSUP Sanglah, Denpasar. Ia menderita luka bakar 30 persen pada bagian wajah dan tangan.
Seminggu kemudian, ia bersama beberapa temannya diterbangkan dengan pesawat Hercules ke Perth, Australia. Ia menjalani operasi di RS Royal Perth. Yayuk menjalani operasi beberapa kali hingga tahun 2009.
Yayuk tentu berharap, tragedi 20 tahun silam tak akan pernah terulang. Peristiwa itu telah menyisakan duka mendalam baginya serta para korban lainnya. (Kanalbali/WIB)
Be the first to comment