Tingkat Bunuh Diri di Bali Tertinggi di Indonesia, Simak Tanggapan Pemprov

Dewa Made Indra, Sekertaris Daerah (Sekda) Pemprov Bali - IST

DENPASAR, kanalbali.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, merespon soal angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia.

Dewa Made Indra selaku Sekertaris Daerah (Sekda) Pemprov Bali, mengatakan persoalan bunuh diri sebenarnya perna dikaji oleh Pemprov Bali yang bekerjasama dengan ahli kesehatan jiwa dan pernah di mapping.

“Kemudian karena itu, disarankan untuk dilakukan tindakan-tindakan yang bisa membantu. Kan penyebab bunuh diri bermacam-macam tentu. Kalau misalnya persoalannya persoalan pribadi akan sulit. Tetapi secara umum ini perlu upaya kita bersama untuk mengajak masyarakat mencari solusi-solusi yang lain,” kata Indra, usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD Provinsi Bali, Senin (1/7).

Ia menyebutkan, tindakan bunuh diri juga seringkali terkait dengan kepribadian seseorang. Karena secara umum, yang dikenal ada dua kepribadian yaitu introvert dan ekstrovert dan menurutnya bunuh diri sering dilakukan oleh orang-orang yang introvet.

“Ini seringkali dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian introvet, tertutup orangnya, tidak mau berkomunikas,” imbuhnya.

Sehingga menurutnya, dengan hal itu maka hal yang paling penting ialah pihak pertama dari keluarga yang harus melakukan edukasi. Karena komunikasi keluarga paling penting.

“Kan dia mau bunuh diri tidak melapor kemana-mana. Dan nanti secara umum, ahli-ahli psikologi kita-lah yang ikut membantu, psikiater ikut membantu, bersama-sama. Mudah-mudahan ke depan kita bisa cegah,” ujarnya.

“Termasuk juga pemimpin-pemimpin agama dalam berbagai kesempatan perlu diberikan pencerahan kepada umat kita, bahwa bunuh diri bukanlah jalan untuk menyelesaikan masalah. Pasti ada cara yang lain,” lanjutnya.

Ia juga menyatakan, tentu ke depannya ada program dari Pemprov Bali untuk mengatasi tingkat bunuh diri di Bali. Tetapi, yang menjadi masalah sasaran untuk program tersebut yang tidak bisa diketahui.

“Seringkali kita tidak ketahui di mana itu kan. Tiba-tiba terjadi di situ, tiba-tiba terjadi di sini. Tapi masukkan yang baik pasti kita perhatikanlah. Provinsi Bali juga kan memiliki rumah sakit jiwa, itu juga sering melakukan konseling dalam berbagai kesempatan,” ujarnya.

Ia menegaskan, bahwa persoalan bunuh diri
memerlukan keterlibatan semua pihak.Dan di Bali juga ada universitas kedokteran jiwa dan psikiater dan pihaknya juga meminta agar semua turun bersama-sama untuk mengatasi persoalan bunuh diri tersebut.

“Kemudian, kita juga memiliki lembaga-lembaga umat mari kita lakukan seusai tugas masing-masing,” ujarnya.

Kendati demikian, sejauh ini pemerintah memang belum memiliki program khusus untuk mengatasi bunuh diri,”Secara spesifik tidak ada. Tetapi ini kan membutuhkan pendekatan kita semua. Kalau memang perlu kita lakukan, kenapa tidak ayo kita lakukan,” ujarnya.

Seperti diketahui, angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri yang menerima laporan kasus bunuh diri sepanjang 2023, angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali mencapai 3,07.

Diketahui, suicide rate dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk. Angka tersebut jauh melampaui provinsi-provinsi lain di Tanah Air. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menempati peringkat kedua jumlah tingkat kasus bunuh diri, memiliki angka suicide rate 1,58.

Kemudian, peringkat ketiga Provinsi Bengkulu 1,53. Sementara, Aceh yang menempati posisi buncit dari seluruh provinsi di Indonesia, angka suicide rate-nya hanya 0,02. Berdasarkan data Pusiknas Polri, pada 2023 ada 135 kasus bunuh diri di Bali yang dilaporkan. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berkisar 4,3 juta jiwa, angka tersebut tergolong tinggi. (kanalbali/KAD)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.