Begini Penjelasan Nyoman Nuarta Soal Desain Istana Negara di Ibukota Baru 

DENPASAR – Seniman patung asal Bali, Nyoman Nuarta berhasil memenangkan sayembara desain Ibu Kota Negara (IKN).  Desain IKN yang akan rencananya akan dibangun di Kalimantan Timur itu, belum lama ini menjadi perbincangan khalayak di media sosial karena menuai pro dan kontra.

Nuarta sendiri mengaku terkejut dengan pengumuman pemenang sayembara yang menyatakan desainnya menjadi pemenang, dan dalam waktu satu bulan ke depan diminta membuat pra-desain.  Awal mula mengapa ia terlibat dalam sayembara itu yakni pada Februari 2020 lalu, ia diundang Kementerian PUPR bersama 20 orang arsitek lain. “Itu rapat koordinasi persiapan sayembara desain istana negara,” ungkapnya.

Namun yang hadir pada waktu itu hanya 5 orang arsitek. Setelah pertemuan itu, lima orang arsitek tersebut diberikan waktu 12 hari untuk menyelesaikan 12 desain IKN seperti Istana, Gedung DPR, kantor Kementerian, tempat ibadah dan bangunan lainnya. Selanjutnya dipresentasikan kembali dalam bentuk video pendek.  “Saat presentasi saya melihat yang peserta lain tidak rampung, hanya pre-desain saya yang rampung dan paling siap,” ucapnya.

Desain IKN yang akan rencananya akan dibangun di Kalimantan Timur itu, belum lama ini menjadi perbincangan khalayak di media sosial karena memiliki wujud . Istana Negara terlihat seperti patung burung garuda raksasa berwarna hitam yang membentangkan sayap lebar. Nuarta menjelaskan, konsep dalam desainnya memang berbeda dengan istana bogor dan istana merdeka dengan arsitektur kolonial. “Saya memilih untuk membawakan kesan yang lebih Indonesia asli,” ungkapnya.

Ia pun memilih burung Garuda yang merupakan lambang negara Indonesia sebagai model desainnya. “Ketika kita menyebutkan nama Garuda maka itulah sebuah rumah besar (istana) bagi persaudaraan, persatuan, dan kerukunan hidup bersama,” katanya. Menurut Nuarta desain Istana Negara yang ia rancang sebagai sosok patung Garuda, tidak berhenti hanya sebagai landmark sebuah kawasan, tetapi manifestasi pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi.

“Istana Negara akan dengan cita rasa estetik sebuah karya seni, dengan penggunaan sains, serta teknologi dalam mewujudkannya. Cita rasa estetik dipergunakan sebagai framing, yang membangun citra keindahan, keteduhan, kedamaian, serta persaudaraan dalam perbedaan,” ujarnya

Di dalam tubuh patung Garuda itu, presiden akan berkantor, ditambah dengan unsur-unsur pendukung seperti sekretariat negara, sekretaris kabinet, dan kantor staf presiden. Pada bagian-bagian lain akan diisi dengan museum dan galeri, dua hal yang menciptakan citra keteduhan sebagai sebuah istana negara.

Sayap Garuda akan membentang sejauh 200 meter dengan tinggi 76 meter. Bulu-bulu pada masing-masing sayap Garuda akan berjumlah 17 helai, 8 helai pada bagian ekor, 19 helai pada pangkal ekor, serta 45 helai bulu pada bagian leher.  “Oleh sebab itu, Garuda pada Istana Negara akan mewujudkan tanggal 17-8-1945, ketika rakyat Indonesia melalui Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia,” sebutnya.

Sementara, angka 76 meter, tidak lain sebagai pengingat bahwa ground breaking yang menandai dimulainya pembangunan Istana Negara dilakukan saat Indonesia menapaki usia 76 tahun.  “Ketika kini kita memandang Istana Negara, akan tumbuh kebanggaan sebagai bangsa yang besar, teguh, dan kuat menghadapi segenap tantangan di depan,” jelasnya. (Kanalbali/WIB)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.