BI Bali Dorong Sektor Padat Karya untuk Ekonomi Berkelanjutan di Bali-Nusra

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti pada acara FGD yang diselenggarakan Selasa (29/10/2024) - IST

DENPASAR, kanalbali.id – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bali menggelar acara Diseminasi dan Focus Group Discussion (FGD) bertema ”Mendorong Pemulihan Sektor Padat Karya untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan dan Inklusif di Wilayah Balinusra.”

“ Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi lintas sektor dalam upaya memperkuat pemulihan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja di Balinusra, terutama di sektor padat karya seperti pariwisata, pertanian, dan pengolahan,” Deputi Gubernur Senior BI, Ibu Destry Damayanti pada acara yang diselenggarakan Selasa (29/10/2024) itu.

Damayanti menyebutkan, urgensi untuk mendorong pemulihan sektor padat karya di Balinusra sebagai upaya strategis untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat menengah ke bawah.

Dia menggarisbawahi bahwa sektor padat karya, yang menyerap 68,4% tenaga kerja nasional dan menyumbang 62% terhadap PDB pada 2023, memiliki peran krusial dalam mendorong ekonomi berkelanjutan.

Menurutnya, sektor ini menghadapi tantangan besar dalam pemulihan pasca-pandemi.

“Kondisi ini sangat penting untuk diatasi agar sektor padat karya dapat kembali menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah,” tegasnya.

Melalui bauran kebijakan, Bank Indonesia mendukung pertumbuhan sektor padat karya, terutama dalam menghadapi tantangan pasca-pandemi.

Focus Group Discussion (FGD) bertema ”Mendorong Pemulihan Sektor Padat Karya untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan dan Inklusif di Wilayah Balinusra – IST

Untuk mendorong sektor padat karya, Bank Indonesia mengeluarkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial yakni pengurangan kewajiban pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) di Bank Indonesia bagi perbankan yang memenuhi penyaluran kredit dengan kriteria tertentu.

Dengan pengurangan GWM, perbankan akan memiliki likuiditas yang lebih longgar sehingga diharapkan perbankan semakin proaktif dalam menyalurkan kredit bagi sektor-sektor prioritas ini.

Kinerja Ekonomi Balinusra di Tengah Pemulihan Nasional

Dalam sesi FGD, BI Bali menyampaikan bahwa pada triwulan II 2024, ekonomi Balinusra tumbuh sebesar 6,84%, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 5,05%.

Namun, pemulihan ekonomi ini diiringi dengan tantangan cukup besar, yakni menurunnya serapan tenaga kerja di sektor-sektor padat karya.

Sektor yang menampung banyak tenaga kerja dan memiliki kontribusi besar terhadap PDRB seperti pertanian beserta sub sektornya yakni perikanan dan peternakan, memiliki akses yang terbatas terhadap pembiayaan perbankan.

Di sisi lain peningkatan kesejahteraan tenaga kerja di sektor ini juga tidak mengalami perbaikan.

Deputi Kepala Perwakilan BI Bali, G. A. Diah Utari, menyampaikan bahwa perlu strategi yang berfokus pada peningkatan kualitas dan nilai tambah komoditas unggulan daerah untuk mendorong sektor padat karya.

BI mencatat bahwa komoditas unggulan daerah Balinusra diantaranya adalah garam, rumput laut, dan produk perikanan baik tangkap, budidaya maupun olahan.

Bali dapat berperan sebagai sentra produksi garam berkualitas ekspor dan NTB serta NTT sebagai sentra garam untuk memenuhi kebutuhan KTI (Kawasan Timur Indonesia). NTB dan NTT dapat berperan sebagai quality producer rumput laut untuk mensupply industri turunan rumput laut yang saat ini terdapat di Jawa dan Makassar.

Sementara itu untuk perikanan, Balinusra memiliki keunggulan produk yang bisa diekspor maupun dikembangkan hilirisasinya baik di skala industri menengah besar maupun UMKM.

Dukungan Kebijakan Makroprudensial

Bambang Arianto, Ekonom Ahli Senior BI, menyampaikan bahwa hingga September 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif makroprudensial senilai Rp256,06 triliun, atau sekitar 3,44% dari total kredit yang disalurkan untuk mendukung pertumbuhan kredit di sektor-sektor padat karya.

Kebijakan insentif ini bertujuan mendorong perbankan agar lebih berani menyalurkan kredit, terutama untuk usaha kecil menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi Balinusra.

“Bank Indonesia terus menjaga ketahanan sistem keuangan dan stabilitas kredit, namun tetap memberi kelonggaran agar perbankan mampu mendukung sektor-sektor yang berdampak langsung pada lapangan kerja,” ungkapnya. (kanalbali/RLS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.