Brie Launching Tembang Balada tentang Romantisme di Dunia Modern

Penyanyi - Penulis Lagu BRIE berkolaborasi dengan gitaris Kelompok Penerbang Roket, Ray Marshall, dan meluncurkan tembang balada nan menyentuh tentang seluk-beluk romantisme modern

DENPASAR, kanalbali.id – Pasca perilisan lagu bernuansa R&B yang menjadikannya pusat perhatian publik, biduanita muda berusia 25 tahun nan sensasional, BRIE, kembali lewat balada melankolis “Something to Lose”. Bisa jadi merilis single adalah hal biasa saja, sampai kemudian disebut siapa sosok yang mengerjakan produksinya.

Adalah gitaris trio Kelompok Penerbang Roket, Ray Marshall, yang juga kerap bertindak sebagai produser di kesehariannya, kebetulan sedang mencari lagu gres yang bisa dia dongkrak percantik, bertransformasi menjadi sebuah seni mumpuni. Kala hal tersebut menjadi kenyataan, pertemuan tersebut berujung pada munculnya sebentuk kolaborasi seru, guitar-driven nan lembut dan menyayat hati.

Pokok bahasan di balik “Something to Lose” menyasar pada konsep asmara modern yang sedang naik pamor di skena anak muda: Twin flames. Sebuah fenomena ketika seseorang menemukan pasangan kisah kasih yang sungguh sejiwa, kembar di segala hal.

BACA JUGA:  Rumah Tanjung Bungkak, Satu Lagi Oase Kreatif di Kota Denpasar

Twin flames mengungkap gamblang diri kita sejati, baik elemen baik juga buruk. Sang pasangan menjadi cermin hidup diri kita, merefleksikan dua sisi diri: sebagai “pelari”, yang kerap pergi menarik diri secara fisik maupun mental, atau “pemburu” yang selalu mendambakan keintiman.

Menjadi salah satu dari dua kategori itu saja sudah bukan hal menyenangkan, semacam sabotase diri pribadi. Uniknya, BRIE malah bilang bahwa ia berada di antara kedua kategori tersebut.

Twin flames pada dasarnya berakar pada kesamaan yang kurang menguntungkan, lagunya berkisah soal itu. Kala kamu bertemu dengan seseorang yang mengingatkanmu pada versi terburuk dirimu, sebuah fakta mengkhawatirkan sedari awal, namun ternyata berujung menjadi faktor pengikat hubungan satu sama lain,” jelas BIRE.

Tembang berdurasi tiga menit ini memunculkan sisi BRIE nan sejati, tanpa masker apa pun. Walau terbilang jauh dari genre yang diakrabinya Ray Marshall mengklaim bahwa tidak jauh-jauh amat dari musik yang biasa disimaknya. “BRIE menyodorkan versi akusik lagu tersebut, tapi karena kebetulan aku penyuka berat gitar listrik, aku terapkan pemakaian gitar listrik di lagu.”

Ray dan BRIE selanjutnya memutuskan untuk membiarkan semua melodi dan ritmenya utuh seperti demo di awal. Hal yang kian menguatkan sosok serba bisa BRIE sebagai penulis lagu dan penyanyi. Kemampuannya membangkitkan nuansa emosi paling murni bahkan tergambar sejak lagu baru mulai. BRIE berharap lewat “Something to Lose” ia bisa membuka mata publik soal isu keterikatan kisah kasih yang tidak sehat. Bahwa ada hal yang di luar kendali kita dan hargai saja sebagaimana adanya.

“Pada ujungnya semua akan berakhir. Kehilangan sesuatu itu menyakitkan, pasrah saja, coba nikmati saja. Apa-apa yang hilang dari kita menjadi sesuatu yang kita bakal ingat, sekarang tergantung bagaimana kita memandangnya,” saran BRIE.

“Something to Lose” sudah bisa didengar di semua platform digital sejak 8 Februari 2024 lalu, lengkap dengan videonya yang dikreasi dengan cantik oleh Bastian Hansen. (kanalbali/RLS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.