Cinta Lingkungan, Ketua AMSI Bali Dorong Produksi Eco Enzyme Massal

Disinfektan dari eco enzyme akan sangat bernanfaat dimasa pandemi Covid-19, untuk mengurangi penggunaan disinfektan berbahan kimia sintetis.

Ketua AMSI Bali Nengah Muliartha - IST

DENPASAR, kanalbali.com –  Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia ( AMSI)  Bali yang juga Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (FP-Unwar) Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si mendorong adanya produksi eco enzyme secara massal baik oleh perorangan maupun kelompok masyrakat.


Sebab, disinfektan dari eco-enzyme akan sangat bernanfaat dimasa pandemi Covid-19, untuk mengurangi penggunaan disinfektan berbahan kimia sintetis. “Mengingat penggunaan disinfektan berbahan Sodium hypochlorite sebelumnya dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia,” katanya, Minggu (20/2/2022).

Hasil penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan disinfektan juga menjadi ancaman terhadap kelestarian serangga.  “Eco-enzyme ini kan bahan ramah lingkungan, dibuat dari sisa buah dan sayur. Beberapa penelitian juga telah menyebutkan jika enzim limbah ini memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas bakteri” katanya.

Menurut Muliarta, produksi eco-enzyme masal sangat memungkinkan karena cara pembuatan yang sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Bahan yang digunakan tersedia cukup melimpah, serta selalu tersedia. Dalam skala rumah tangga, bahan pembuatanya dapat diambil dari sampah dapur, karena hanya memisahkan kulit buah dan sisa sayur dari sampah lainnya. Bahan enzum sampah ini juga dapat dijumpai dengan mudah dari pedagang es buah ataupun dari sampah pasar.

“Cukup proses fermentasi sampah dengan komposisi sampah, air dan gula merah dengan perbandingan 3: 10: 1. Jadi dapat dibuat oleh siapa saja, baik dalam sekala besar dan sekala kecil atau rumah tangga” jelas pria yang pernah menjabat sebagai Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali periode 2014-2017 ini.

BACA JUGA:

9 Penyu Gagal Diselundupkan ke Bali; Ada yang Sudah Berusia 90 Tahun

Manfaat Ekonomi ECO Enzyme

Secara ekonomi, pembuatan enzim dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan rumah tangga untuk membeli kebutuhan disinfektan, pembersih rantai, pembasmi serangga hingga pupuk. Ketersediaan bahan berupa sampah sayur dan buah yang melimpah sangat memungkinkan memproduksi eco-enzyme secara masal.

Apalagi di masa pandemic Covid-19, eco-enzyme dapat digunakan sebagai pengganti dari disinfektan berbahan kimia buatan.

Ia mengakui jika penyemprotan disinfektan berbahan eco-enzyme kini sudah lumrah digunakan. Eco-enzyme kini sudah menjadi biodisinfektan alternatif yang digunakan secara meluas, termasuk melakukan penyemprotan di ruas jalan dan area publik.

Penyemprotan disinfektan berbahan eco-enzyme sudah dilakukan salah satunya di Kota Denpasar, Singaraja dan beberapa kota di Pulau Jawa. Selain digunakan sebagai disinfektan, saat pandemi eco enzyme juga dimanfaatkan sebagai handsanitizer.

“Fenomena ini mengajarkan pada kita bahwa sampah merupakan berkah dan bernilai ekonomi jika memiliki kesaradaran serta kemauan untuk mengolahnya” ungkapnya.

Produksi eco-enzyme secara masal dapat menjadi salah satu pilihan dalam upaya pengurangan produksi sampah sisa sayur dan buah. Produksi masal pada sisi lain berkontribusi dalam pengurangan produksi emisi gas buang.

Langkah ini dapat menjadi bentuk kontribusi anggota rumah tangga dalam upaya melakukan mitigasi perubahan iklim. Apalagi secara reaksi kimia produksi eco-enzyme menghasilkan ozon pada saat proses fermentasi, dimana ozon sangat bermanfaat dalam menjaga lapisan atmosfer bumi. (kanalbali/RLS/RFH)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.