
DENPASAR, kanalbali.id – REOG Band, grup unik kolaborasi pemusik Indonesia dan Amerika Serikat, akan menggelar tur musik bertajuk “Rock Will Never Die” di tiga kota: Jakarta, Yogya dan Bali sepanjang bulan Agustus 2023 mendatang.
Di tiga kota tersebut, REOG Band akan menghentak penggemar musik heavy metal di tanah air dalam tujuh pertunjukan selama 19 hari berturut-turut. REOG Band juga akan melakukan pengambilan gambar video clip dengan latar belakang pesona tradisi Yogya dan Bali oleh sutradara video Novi Hartoyo.
Dalam tur ini, REOG Band akan merilis album baru khusus untuk penggemar rock di Indonesia sebelum rilis internasional di Los Angeles, Amerika Serikat pada bulan September 2023, sekembalinya dari tur Indonesia.
BACA JUGA: Alasan Godbless Rekam Lagu di Cheko: Ingin Suasana yang Berbeda
Tur “Rock Will Never Die” akan dimulai dari Jakarta pada 10 Agustus 2023 di Treehaus Bar & Grill, Jl. Taman Kemang I, Jakarta Selatan pukul 22.00 WIB.
Kemudian REOG akan pindah ke Yogyakarta untuk tampil di Indonesia Custom Show di Yogya Expo Center dan Made Cafe, Jl. Parangtritis, Mantrijeron pada 12 Agustus 2023, disusul dengan penampilan di panggung Play On, Jl. Prawirotaman pada 16 Agustus 2023 dengan band pembuka Feel Good Band asal Yogya.
Dari Yogya, REOG Band pindah ke Bali untuk tampil di panggung band indie bali; BAS INDIE Special REOG di Gatsu Barat pada 19 Agustus 2023 dan Jeger House, Renon, Denpasar pada 21 Agustus 2023 dengan band pembuka Minatory band.
REOG Band akan menutup rangkaian tur dengan kembali ke Jakarta di Star Deli, Jl. Kemang Raya pada 24 Agustus 2023 dengan band pembuka Jikunsprain.
“Ini pertama kalinya kami akan manggung di Indonesia yang menginspirasi lahirnya REOG band,” kata Sammy Tampubolon, vokalis sekaligus gitaris ritmik asal Jakarta yang mendirikan REOG sejak ia bermukim di Los Angeles, Amerika Serikat, pada tahun 2005.
Bersama Sammy adalah Richard Dawson, gitaris musik klasik yang drastis mengubah petikan gitarnya menjadi bergenre heavy metal; Ralph Beam, bassist dan John Asher, penggebuk drum.
Sammy mengatakan, nama REOG berasal dari kesenian mistik tradisional Reog dari Ponorogo, Jawa Timur yang menggambarkan figur berkepala macan dan burung merak. Musik dan lirik REOG yang menghentak keras dengan genre heavy metal melukiskan dinamika di antara keduanya.
“Tak ada yang pasti hitam atau putih, baik atau jahat. Manusia bergerak terus menerus di antara keduanya,” kata Sammy.
Album pertama REOG berjudul “For The Flowers” meluncur pada tahun 2010 dengan dua lagu favorit yang ditunggu penggemar di berbagai konser: “Where You Wanna Go” dan “Not My Way.”
Album berikutnya “Final Tears Falling” dirilis pada 2013 dengan tujuh lagu dan video klip “Reflections” yang meluaskan basis penggemar REOG Band hingga ke Asia, Eropa dan Amerika Selatan.
Album terakhir meluncur pada 2018, “First Thing First” berisi tujuh lagu, termasuk “Island of the Gods” yang melukiskan keindahan pulau dewata Bali.
Setelah pandemi COVID-19 mereda, REOG Band lebih banyak mengisi panggung konser live di Los Angeles, antara lain di LA Burning Fest III, California, ikut serta dalam penyisihan band yang akan tampil di Wacken Festival dan konser lain di Sunset Strip yang terkenal dengan skena musiknya.
REOG pernah menjadi bank pembuka untuk konser Slank (2007, 2008) dan Kotak (2013) di Los Angeles. Semua album REOG Band tersedia di Spotify. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment