
DENPASAR – Keberagaman yang dimiliki Indonesia adalah sebuah anugerah yang tidak banyak dimiliki oleh bangsa lain. Namun belakangan ini, keberagaman yang dimiliki justru diangkat menjadi isu-isu sensitif yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
“Isu SARA memang menjadi isu yang sangat mudah untuk “digoreng” oleh oknum yang tak ingin melihat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” kata I Kadek Andre Nuaba selaku Ketua Presidium KMHDI 2018-2020 pada pembukaan Kongres Nasional Mahasabha XII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) yang digelar di Pusdiklat MK RI, Cisarua, Bogor, pada Kamis, (18/3),
“Sudah terlalu lama kita larut dalam hal-hal remeh seperti isu SARA yang kerap kali menyita waktu, pikiran, dan energi kita. Sebagai generasi muda Hindu yang nantinya akan mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan, sudah tentu kita harus mendedikasikan waktu kita untuk hal yang lebih berguna. Hindu kini dihadapkan pada berbagai permasalahan yang sangat krusial seperti permasalahan ekonomi, pendidikan, dan lainnya.” kata Andre Nuaba dalam sambutannya.

Sementara itu Presiden Jokowi saat membuka Mahasabha mengajak seluruh anak muda Hindu yang tergabung dalam KMHDI berani mengambil peran menjadi menjadi pemimpin untuk bersama-sama menghadapi tantangan-tangangan yang akan dihadapi bangsa di masa mendatang.
“Pemuda adalah garda terdepan untuk mewujudkan Indonesia Maju. Harus siap menghadapi tantangan, siap berkompetisi, menguasai IPTEK, kreatif, inovatif, dan mampu merespon perubahan secara tepat dan cepat.” ujar Jokowi di awal sambutannya.
Ia juga mengajak agar pemuda Hindu di manapun berada untuk melakukan terobosan-terobosan baru di tengah kemajuan teknologi apalagi bangsa Indonesia sedang fokus dalam penanggulangan Covid-19.
“Situasi seperti sekarang ini kita tidak bisa hidup di “Menara Gading”. Tantangan-tantangan nyata telah menanti bangsa Indonesia di masa mendatang. Kita sangat memerlukan kreativitas, inovasi, dan kecepatan sebagai kunci menuju Indonesia maju, cara-cara lama kini sudah tidak berlaku.” tegas Jokowi. (kanalbali/RLS)