SORAK sorai suara katak bersautan membumbung memenuhi areal Antida Soundgarden, Minggu malam (30/08). Namun jangan salah, suara ini bukan berasal dari katak sawah yang bersuka cita lantaran turun hujan, tetapi berasal dari instrumen musik tradisional yang dinamakan Genggong.
Kelompok musik tradisional, ‘Genggong Kutus’ asal Batuan, Sukawati, Gianyar, malam itu, menggelar konser online yang menyajikan penampilan unik. Nuansa ceria saat menyambut musim hujan, serta suka cita para petani untuk kembali menanam padi setelah melalui berbulan-bulan kemarau, begitu tergambar dari pertunjukan itu. Para katak sawah berpesta menyambut siklus musim yang terus bergulir.
Musik Genggong, sejatinya terdiri merupakan jenis musik intrumental tradisional Bali yang kini keberadaannya cukup langka. Instrumen yang cara memainkannya di getar itu, menghasilkan nada dengan memanfaatkan rongga mulut sebagai resonator. Jenis instrumen ini, kini jarang dikenali banyak orang, nyaris terkubur teknologi.
Beruntung Sekaa (perkumpulan) Genggong Kutus masih terus merawat tradisi jenis musik Genggong, sehingga kini kita masih bisa menikmati jenis musik ini. Harmoni instrumen ini diciptakan dari alunan suling, gendang, genggong serta beberapa alat musik tradisional Bali.
“Musik ini tergolong langka. Kita memakai alat musik khusus yang terbuat dari pelepah pohon aren. Dalam pementasan kita biasanya memainkan tiga jenis lagu yaitu macepetan, sangkep enggung dan magenggongan. Masing-masing dari gending ini memiliki kekhasan, sehingga kalau dimainkan selalu menarik dan sahut menyahut antara seluruh penampil” ungkap Ketua komunitas Genggong Kutus I Nyoman Suwida. Genggong Kutus memainkan sederet lagu diantaranya Bali magenggongan, macepetan,ngejuk celeng dan tari onang ocing.
Ada pula penampilan musik kontemporer dari Rhythm Rebels. Duo musisi, Reza Achman pada Drum dan Rizal Abdulhadi memainkan alat musik tiup Bamboo Yidaki, Bamboo upright Bass, Synths serta Jawsharp sukses menghentak panggung Antida dengan cara yang eksentrik.
Rhythm Rebels yang telah beberapa kali telah menghentak beberapa festival musik international di berbagai belahan dunia seperti Rusia, India dan Korea, kini juga sukses menghentak panggung Antida Soundgarden. Mereka menampilkan deretan nomor andalan diantaranya Jagadhita, Dharma, Organic Mind, Lil Lion, Billionaires serta dua lagu kolaborasi dengan Genggong Kutus, Platypus dan Elephants Stomp.
Gelaran konser online ini merupakan bentuk kolaborasi antara Antida Musik Productions dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Bali dengan tajuk ‘Panggung Seni Di Bali’. Konser online ini juga ditayangkan melalui kanal youtube Budayasaya: https://www.youtube.com/user/kebudayaanindonesia.
Dijelaskan, Panggung seni Bali sempat mengalami jeda sesaat dikarenakan situasi pandemi COVID-19, sehingga banyak pementasan terpaksa harus ditunda. Di Bali terdapat banyak sekeha atau grup seni tradisi, terjeda akibat pandemi. Kendati demikian, seiring waktu berjalan panggung seni kini kembali bergeliat dan hidup kembali dengan beradaptasi dengan pemberlakuan kehidupan normal baru. ( kanalbali/Wibi Laksana)