DENPASAR, kanalbali.id – Mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), Nusron Wahid, buka suara mengenai konflik internal yang sedang terjadi di PBNU.
Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya didesak mundur dari posisi ketua umum PBNU. Hal itu tertulis di dalam risalah rapat pengurus harian Syuriah.
Sementara, Nusron Wahid merespon singkat terkait hal tersebut. Dia mengatakan, soal konflik internal di PBNU dirinya mendoakan semoga badai cepat berlalu.
“Kita doakan, semoga Allah melindungi kita semua. Dan kita doakan, semoga badai pasti berlalu. Sudah itu saja,” singkat Nusron dan enggan ditanyakan lagi, usai menghadiri di acara Munas Masyarakat Ahli Survei Kadaster Indonesia (Maski) di Sanur, Kota Denpasar, Bali, Selasa (25/11) malam.
Sebelumnya, beredar risalah rapat harian Syuriah PBNU memutuskan Yahya Cholil Staquf harus mundur dari Ketum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya risalah itu. Jika dalam tenggat itu tidak mengundurkan diri, Syuriah akan memberhentikannya.
Risalah itu ditandatangani Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, diputuskan dalam rapat yang dihadiri 37 Pengurus Harian Syuriah di Hotel Aston City Jakarta pada 20 November 2025.
“Musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam memutuskan: KH Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU,” tulis poin keputusan dalam risalah tersebut.
“Jika dalam waktu 3 (tiga) hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” lanjutnya. ( kanalbali/RLS )


