Pemkot Denpasar Berencana Manfaatkan Indekos untuk Isolasi OTG-GR

Jubir Gugus Tugas COVID-19 I Dewa Gede Rai - IST

DENPASAR- Pemerintah Kota Denpasar, Bali, berencana melakukan isolasi bagi Orang Tanpa Gejala dan Gejala Ringan (OTG-GR) dengan memanfaatkan indekos atau kos-kosan. Isolasi dengan memanfaatkan rumah kos-kosan ini akan bersinergi dengan desa atau kelurahan.”Iya, itu rencana sebagai ide terobosan masih akan dimatangkan dulu,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai saat dihubungi, Selasa (2/3).

Ia juga menyampaikan, untuk menggunakan kos-kosan tentu pihaknya akan melihat dulu kelayakan indekos tersebut. Selain itu, adanya isolasi indekos akan ada pemberdayaan perekonomian bagi masyarakat lokal. Kemudian, untuk pengawasan akan dilakukan oleh satgas setempat dan juga kos-kosan itu tidak jauh dari puskemas desa.

Menurutnya, selama ini isolasi di hotel tentu banyak mengeluarkan energi karena disamping melakukan evakuasi dengan menjemput pasien dari desa ke desa dan di isolasi di hotel. “Pengawasan bisa lebih dekat, satgas setiap hari bisa memantau, dan ada puskemas. Jadi evakuasinya tidak jauh lagi, sementara ini evakuasinya jauh dijemput dan dibawa ke hotel dan kadang-kadang memerlukan energi dan biayaya dan macam-macamnya,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, bahwa untuk isolasi di hotel biayanya cukup tinggi. Apalagi, saat ini dihentikannya biaya untuk karantina di hotel oleh pusat. “Pasca di stopnya karantina dari pusat yang memberikan bantuan untuk hotel, daerah-daerah banyak yang stop ada yang melanjutkan dan bingung juga mencari anggaran. Mungkin, di stop karena sampai berapa bulan kita mampu untuk membiayai. Karena tinggi sewa hotel, dan biayanya pasti lebih mahal,” ungkapnya.

Sementara, untuk biaya isolasi hotel ini akan diambil dari APBD Kota Denpasar. Kemudian, untuk sewa indekos lebih murah. Misalnya, di hotel perhari antar Rp 400 hingga Rp 500 ribu dan di kos-kosan Rp 700 ribu bisa disewa sebulan. “Kalau bisa satu desa menyiapkan kos-kosan iya lebih mudah. Sekarang, ada 43 desa. Dari 43 desa itu punya kos-kosan 10 kamar ada yang 5 kamar kita bisa sewa di sana. Jadi warganya yang di sana positif bawa kos-kosan kan dekat,” ujarnya.

“Nanti kita akan mendata dulu. Ini masih penggodokan agar lebih matang. Dimatangkan dengan perbekel, lurah dan satgas. Jadi mekanismenya secara teknis kita akan godok bersama. Ini baru lontaran ide,” ujar Dewa Rai. (kanalbali/KAD)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.