
GIANYAR, kanalbali – Kantor Pengadilan Negeri Gianyar, Kamis (12/9) didatangi pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea yang membela kliennya.
Bang Hotman, begitu sapaan akrabnya, membela korban jual beli saham PT Bali Rich Mandiri, di Banjar Tanggayuda, Desa Kedewatan, Ubud. Adapun korbannya adalah Hartati yang juga ahli waris pemilik PT Bali Rich Mandiri. Dalam kasus ini, ada lima terdakwa telah ditahan di Rutan Kelas II B Gianyar. Tapi satu tersangka berinisial H yang berprofesi sebagai notaris belum ditahan, karena setiap akan ditahan selalu mengaku sakit.
Usai persidangan, pengacara Hotman Paris, menyebut dugaan pemalsuan tanda tangan dalam jual beli saham tersebut sangat kuat. “Hartati merupakan ahli waris PT Bali Rich Mandiri, mendiang Rudy Dharmamulya. Setelah suaminya meninggal, hanya dalam kurun waktu sebulan, sejumlah harta peninggalan suaminya sudah beralih ke orang lain,” terang Hotman Paris.
Ditambahkan, yang paling menonjol dalam berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan keenam terdakwa ini, dilakukan pada 21 Desember 2015. Dalam RUPS tersebut, selah-olah korban terlibat di sana.
“Padahal saat itu, dan pada jam yang sama yang bersangkutan berada di kantornya, di Jakarta. Saksi-saksi di kantor saya masih ingat, Ibu Hartatik ada di kantor saya Desember 2015, kok bisa pada hari yang sama, jamnya juga sama, kok bisa ada di Bali membuat berita acara RUPS,” beber Hotman. Sehingga menurutnya, tidak mungkin korban (kliennya) loncat dari Jakarta ke Bali dalam waktu hitungan menit.
Pada kesempatan itu, Hotman Paris menyoroti, terdakwa H, notaris dalam tindak pemalsuan tanda tangan ini. “Sudah tiga kali saat akan ditahan mengaku sakit, kami memiliki kecurigaan, hal tersebut hanya sandiwara mengingat setiap sakit selalu minta di rawat di RS swasta yang berbeda-beda,” terangnya lagi.
Ditempat terpisah, Humas PN Gianyar, Wawan Edi Prastiyo mengatakan, sidang ini sudah berjalan beberapa kali, dan saat ini masih dalam proses pembuktian. Menganai notaris yang belum ditahan karena sakit, pihaknya membenarkan adanya hal tersebut. “Pekan depan kami akan datangkan dokter, soal sakit beneran atau tidak kami tidak memiliki kapasitas mengomentari, kami akan datangkan dokter pemerintah,” tutupnya (kanalbali/KR9)