
GIANYAR, kanalbaliid – General Manager Monkey Forest, Anak Agung Bagus Bhaskara mengatakan, pihaknya fokus dengan penanganan para korban dulu, karena masih ada yang perawatan medis dan juga ada yang meninggal dan perlu ada komunikasi dengan para konsulatnya.
“Saat ini masih ada satu WNA asal Amerika Serikat (AS) yang masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka-luka dan dua WNA Amerika Serikat yang lainnya sudah rawat jalan, ” katanya Rabu (10/12/2024).
“Sebenarnya yang dirawat ada tiga. Jadi yang membutuhkan atensi lebih lanjut itu satu saja, yang lagi dua sudah rawat jalan. (Korban Amerika Serikat) ada tiga, yang masih dirawat satu orang,” ujarnya.
Sementara, untuk WNA Korea Selatan yang kemarin dirawat juga sudah rawat jalan dan sudah kembali ke negaranya.
“Yang itu juga sudah rawat jalan, jadi sudah tidak ada di Indonesia lagi yang dari Korea Selatan. Jadi yang dari Korea Selatan itu ada dua, satu sudah balik ke negaranya dan satu sudah meninggal dunia,” ujarnya.
“Perlu ada komunikasi dengan konsulat. Kita sudah berkomunikasi dan atensi dari Bapak Kadispar (Kepala Dinas Pariwisata). Jadi kita masih fokus di korban, supaya mereka juga walaupun dengan musibah ini yang terjadi di Monkey Forest, kami mengirimkan sikap empati dengan berusaha membantu apa yang bisa kami bantu dari segi moril dan biaya,” ujarnya.
“Karena asuransi pun juga ada, setiap pengunjung Monkey Forest kan ada asuransinya. Untuk saat ini karena asuransi kan sifatnya reimburse, jadi kami bertanggung jawab secara penuh terhadap korban,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan, bahwa pada dasarnya pihak Monkey Forest sangat menyayangkan kejadian bencana ini.
“Kami juga sudah melakukan semaksimal mungkin dalam pemeliharaan, kelestarian, dan hal-hal pencegahan apa pun itu. Kalau ada hujan kami selalu komunikasi dengan tamunya, hujan-hujan kita sarankan tamunya tidak masuk. Karena pas hujan monyet-nya tidak ada di areal, dia bersembunyi,” ujarnya.
bahwa sebelum tumbangnya pohon di Monkey Forest itu memang terjadi angin kencang seperti puting beliung.
“Berdasarkan pengamatan beberapa staf di Monkey Forest memang ada angin besar saat-saat kejadian. Iya mirip seperti itu (Puting Beliung) kencang sekali,” kata Bhaskara, saat dikonfirmasi Rabu (11/12).
Ia juga menyebutkan, bahwa saat itu dahan pohon kresek yang memang besar di Monkey Forest runtuh dan menimpa pohon lainnya sehingga roboh mengenai pengunjung di Monkey Forest.
“Hanya satu pohon (yang roboh) dahan pohonnya memang besar sekali, jadi itu dahan pohonnya (yang roboh), kebetulan dahannya runtuh, ada beberapa pohon di sebelahnya tertimpa jadinya. Jenis pohon kresek,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan, bahwa sebenarnya pohon yang roboh itu masih sehat dan itu sudah dilakukan pengecekan. Tetapi karena angin kencang sehingga dahan pohon roboh.
“Kalau secara kesehatan pohon tadi ada pengecekan dari BPBD, atensi dari Pak Sekda Gianyar turun mengecek, itu pohonnya masih sehat. Jadi bukan pohon rapuh sebagaimana yang diberitakan,” jelasnya.
“Kita sebenarnya sudah memiliki jadwal reguler untuk pemangkasan, pengecekan. Jadi setiap minggu kami melakukan pemangkasan kecil. Setiap bulan kita memanggil pihak ketiga untuk membantu pemangkasan besar, yang kami lakukan di 23 November 2024,” ungkapnya. (kanalbali/KAD)
Be the first to comment