Prehistoric Soul Project Gelar Pentas Multimedia Soal Tradisi Kematian

Persiapan pentas multimedia Prehistoric Soul Project - IST

DENPASAR – Pentas multi media dengan tema “Death Project, Kematian adalah Bukti Abadi Kehidupan” akan dilangsungkan di kalangan Tajen, Pura Dalem Mutering Jagat, Desa Kesiman, Kamis (5/11/2020). Pentas ini nanti juga akan digelar di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

“Setiap manusia akan mengalami peristiwa yang namanya kematian. Keabadian secara implisit akan terlihat dari bentuk perlakukan jasad secara fisik dengan berbagai bentuk penguburan sebagai bentuk penghargaan arwah,”  kata Jonas sestrakresna, sosok visual anthropologist yang menjadi penggagas project ini.

Menurutnya, terdapat hal-hal yang dapat dipetik sebagai pembelajaran,  seperti munculnya fakta artefaktual (kepurbakalaan) sebagai bentuk tinggalan masalalu (makam),  ritual sebagai gambaran nilai budaya (kosmologis) dan implementasi kepercayaan dalam berkehidupan duniawi.

Adapun gelaran teater multi media adalah  penggabungan teks, gambar, animasi, audio, video dan interaksi dalam komputer atau segala yang berhubungan dengan teknologi komputer.

“Secara umum tujuan project ini adalah untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat atau publik yang lebih luas terkait budaya dan tradisi. Kami melihat Sumba sebagai laboratorium pelestarian budaya, serta Konsep Marapu sebagai akar semangat jiwa konservatif masyarakat Sumba” ungkapnya.

Lebih lanjut Jonas mengungkapakan harapannya multimedia dapat menstimulasi ketertarikan masyarakat dan pemerintah untuk membuat museum digital yang berorientasi koleksi tangible-intangible, cagar budaya bergerak – tak bergerak yang secara teknis datanya (artefak/photo, aktifitas/data video) dapat dilakukan secara kolektif sejak dini.

Pengumpulan data tersebut tentunya sangat berguna untuk warisan budaya Indonesia, tidak hanya menjadi data arsip (database) tetapi juga bisa menjadi bahan untuk menghasilkan karya baru lagi di lintas disiplin ilmu yang berbeda.

Dalam pertunjukkan yang diadakan di Bali hanya mepresentasikan dua adegan (scene) yaitu proses pembukusan tubuh dengan kain tenun dan proses Papanggang (pengawal) menuju batu kubur dengan memanfaatkan dua sisi area penonton sebagai area replika kubur batu dan video mapping, sebelum 2 adegan tersebut akan didahului dengan pengantar audio visual budaya megalitik dunia, nusantara dan Bali.

Pentas akan melibatkan seniman lintas wilayah dan disiplin. Dari sumba akan menghadirkan Atta Ratu (music), Nancy Dwi Ratna ( aktivis perempuan dan tenun designer), Anton Toba Lenda (Budayawan dan Penari) dan Lukas Lunggi Haling (Instalasi dan Musisi). Sementara dari Bali akan menghadirkan Jonas Sestrakresna (multimedia), Bimo Dwipoalam (multimedia), Wahyudi Chandra (multimedia), Andi Muhtar (instalasi), Pierre Alvian (music), Sunu (music), Gihon “Pale” Siahaya (music), Ronald L. (Musik) dan Arie Putra (instalasi).

Prehistoric soul project merupkan sebuah project art perfoemance dari Jonas Sestrakresna untuk merekonstruksi hidup pra secarah menggunakan pendekatan multimedia dan sains. Hadir pertama di tahun 2004 melalui “Some Rice et Festival” yang kemudian dilanjutkan dengan “Incestplaneta (20060)”, “Mongoloid Migration”, “Human is Alien (2015)” dan “Leviathan Lamalera (2017)” dan pada akhir tahun ini “Death Project”. ( kanalbali/RLS )

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.