
DENPASAR, kanalbali.id – Bupati Jembrana, Bali, I Nengah Tamba mengatakan, untuk pengembangan kawasan Pelabuhan Gilimanuk, di Kabupaten Jembrana, Bali, tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan untuk Dana Insentif Daerah untuk pengembangan kawasan itu di angka Rp 360 miliar.
“Kalau kita non APBD. Jadi semuanya dari pihak investasi. Kemungkinan juga bisa ASDP yang membiayai semuanya. Jadi DID (dana insentif daerah) diperkirakan Rp 360 miliar. Ada pembangunan dermaga, ada pembangunan terminal. Ada juga lingkungan yang tertata di situ,” kata dia, saat ditemui di Kantor DPRD Bali, Jumat (19/5).
Ia menyebutkan, untuk DID Rp 360 miliar itu di kawasan Pelabuhan Gilimanuk Bali, belum untuk di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Sementara, untuk PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) sangat welcome dan mulai berdiskusi dan merencanakan pembangunannya.
BACA JUGA: BPK Beri Predikat Wajar Tanpa Pengecualian, Insentif Desa Adat di Bali Jadi Catatan
“Dan ASDP menyanggupi di tahun 2024 itu sudah ada penguatan progres yang harus dikerjakan,” imbuhnya.
Pihaknya juga optimis bisa menggaet investasi dari luar dalam pengembangan Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Karena, dia menilai saat ini Jembrana adalah masa depan Bali. Karena, adanya pembangunan Tol Mengwi- Gilimanuk sehingga orang-orang Jawa Timur akan banyak ke Bali dengan melewati Jembarana.
Selain itu, ada taman bermain (theme park) internasional seluas 57 hektar akan dibangun di Kabupaten Jembrana, dan diklaim bakal menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
“Kalau melihat trennya sekarang, Jembrana kan the future of Bali kita sebutnya. Dengan dibukanya Jalan Tol di Jembrana ini saya rasa investasi akan masuk ke Jembrana.
Apalagi akan dibangun salah satu theme park terbesar di Asia, ini membawa (pengaruh) signifikan,” ujarnya.
“Karena kita menargetkan pariwisata yang datang ke Jembrana di tahun-tahun yang akan datang. Kalau sudah tol dibuka paling tidak ada 15 juta orang datang ke Jembrana. Dan domestiknya yang sangat kita harapkan. Tapi apa artinya domestik tidak datang kalau pelabuhannya masih seperti itu,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya saat ini sudah ada tol Banyuwangi- Probolinggo, Jawa Timur, dan itu akan semakin membuat lancar dan cepat orang menuju Bali.
“Apalagi dengan Tol Probolinggo Banyuwangi sudah jadi. Saya rasa kelancaran orang ke Jembrana akan semakin meninggi. Kita mau yang representatif. Karena mumpung dibangun, kita mau yang ikonik pariwisata jadi tidak lagi pelabuhan yang biasa-biasa saja,” katanya.
Sementara, untuk desain Pelabuhan Gilimanuk bukan hanya pengembangan di dermaga saja tapi juga di Terminal Pelabuhan Gilimanuk dan ada ruang untuk para UMKM.
“Itu ada terminalnya nanti. Ada space untuk UMKM. Jadi hari ini kalau orang menyeberang itu kan istirahatnya di kapal. Tetapi nanti tidak di kapal lagi, istirahatnya di terminal. Ada terminal, disediakan tempat yang nyaman seperti di bandara,” ujarnya.
BACA JUGA:
Viral Penyeretan Anjing di Denpasar, Polisi Sudah Periksa Terduga Pelaku
Kemudian, untuk lahan yang sudah disiapkan sudah ada pembagian dari Pemerintah Kabupaten Jembrana, dan juga lahan dari PT. ASDP dan bila pembangunan ini konsisten sudah ada investor dari Negara Perancis yang berminat tapi bisa saja juga investor lokal.
“Ada lahannya Pemkab Jembrana dan lahannya ASDP. Yang ASDP mungkin pelabuhan saja, yang sektor penunjangnya kita punya. Kalau memang konsisten investornya itu 2024 sudah bisa jalan, tahun ini pun sudah bisa jalan,” ujarnya.
“Kebetulan yang ahli bidang pelabuhan kan ada investasi dari Perancis, kebetulan yang kita dapat dari Perancis. Bisa saja dia menggandeng lokal juga,” lanjutnya.
Sementara, untuk pembangunan di Pelabuhan Ketapang, juga akan dilakukan agar terintergrasi ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali,”(Pelabuhan Ketapang) ini akan ditambah. Yang baru lagi saya dengar, kita kan mau terintegrasi antara tol dan pelabuhan. Tol-nya sudah bagus, otomatis pelabuhannya harus diupgrade juga,” ujarnya.
Ia juga menyatakan, bahwa beberapa bulan ini orang yang menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk tercatat mencapai 7 juta orang. Artinya kalau bolak-balik bisa mencapai 14 juta orang.
“Yang nyeberang (beberapa bulan ini catatan) ASDP sudah 7 juta, pulang pergi artinya 14 juta. Nanti kalau sudah buka DTW kita yang 600 hektar sebagai salah satu theme park terbesar di Asia. Ada paramount pictures, ada botanical garden, ada international sport centre, ada golf, culture park, orang akan datang. Karena penduduk Jawa timur hari ini 36 juta. Jadi ke mana (orang) Jawa timur, iya ke Bali, iya ke Jembrana. Pelabuhan sudah bagus, apalagi Tol Probolinggo sudah jadi, iya ke Jembrana,” ujarnya.
Sebelumnya, masterplan atau rencana induk pengembangan kawasan Pelabuhan Gilimanuk, di Kabupaten Jembrana, Bali telah rampung disusun.
Berbeda dengan kondisi saat ini, Pelabuhan Gilimanuk ditata dengan begitu detailnya, termasuk didalamnya moderenisasi pelayanan, dan destinasi-destinasi wisata yang keseluruhan menjadi sebuah satu kesatuan.
“Lewat masterplan ini, kita ingin menjadikan Pelabuhan Gilimanuk sebagai pelabuhan termodern di Indonesia,” kata Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi saat rapat finalisasi rancangan masterplan pengembangan Pelabuhan Gilimanuk bersama Bupati Jembrana, I Nengah Tamba dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/5).
(kanalbali/KAD)