Oleh: W.Sudarmaja
SEORANG tuna netra setiap hari berjalan kerumah orang, menjual jasa pemijatan. Banyak orang terbantu oleh keahliannya. Entah apa yang terjadi, ia terjatuh, kepalanya terbentur tembok. Tak berselang beberapa lama, ia bisa melihat.
Suatu mukzizat. Lalu apa yang dilakukan pertama kali?. Ia buang tongkat itu. Ia lupa betapa banyak jasa tongkat itu bagi dirinya. Betapa banyak kenangan indah bersama tongkat itu yang ia rasakan. Walau tanpa melihatnya.
Semua orang menyimpan kenangan. Berupa pengalaman indah, benda kesayangan dan lain sebagainya. Kenangan itu seperti bunga mekar, harum dan indah pada waktunya. Dilupakan setelah bunga itu layu dan jatuh dari pohon. Melalui pameran koleksi ini dicoba untuk memutar kembali memori itu, agar kita terbebas dari amnesia historia.
Mungkin ada yang bertanya dalam hati: Untuk apa saya melakukan semua ini?. Apakah karena hobi?. Tidak!. Saya terinspirasi oleh kisah seorang kakek berumur 70 tahun. Setiap pagi subuh ia mencangkul bukit. Untuk membuat terowongan, agar penduduk desa pegunungan itu lebih dekat kepasar beli sembako.
Apa seorang kakek renta mampu menyelesaikan cita citanya?. Pasti tidak. Tetangga pada mencibir, orang tua gak tahu diri. Si kakek tidak putus asa. Dalam hati ia berkata. Mengajak orang berbuat baik memang susah. Tapi ia yakin bahwa melakukan hal yang bermanfaat untuk orang banyak, pasti akan ada yang melanjutkan.
Semoga…
Sekian, terima kasih dan selamat menikmati.
Representasi koleksi Kenangan masa kanak kanak. Bermain umbul bersama teman sekolah rakyat dihalaman rumah. Membaca majalah anak anak dan bermain kwartet pada hari libur sekolah dibawah pohon.Naik sepeda onthel dijalanan kampung.
Kenangan mas remaja. Membaca majalah remaja HAI, Aktual Zaman, Gadis,komik roman karya Jan Mintaraga dan Zaldy. mendengarkan musik Koes Plus, D’Loyd. nonton film Pengantin Remaja,naik sepeda motor Vespa dan Honda,baca novel Topan Anak Jalanan. Pada saat kuliah aktif berorganisasi di kampus sebagai anggota Badan Perwakilan Mahasiswa, KNPI, ormas Hindu, dll.Kenangan masa dewasa. Membaca majalah Prisma,surat khabar Sinar Harapan, Kompas,nonton pameran lukisan, karikatur,baca buku politik, kebudayaan,sesekali menulis artikel di majalah atau surat khabar. Pernah aktif di Partai Politik, PPI pada pemilu 1999.
Sebagai pelengkap memori, saya koleksi juga beberapa dokumen,arsip,artwork dan pernak pernik unik.
Penutup
Setiap orang punya hobi atau kegemaran dikala senggang. Bukan pekerjaan utama. Bahkan banyak bisnis sukses berdasarkan hobi. Hobi berasal dari bahasa Latin, artinya menderita. Untuk mendapatkan kesenangan kita harus berani menderita. Menyisakan waktu, menyisihkan uang dan merawat penuh kecintaan. Mari kita rawat kenangan indah itu. Sebagai hiburan dikala berlibur di Bali.
- * penulis founder dan owner Rumah Budaya Bedulu
Be the first to comment