
BANGLI, kanalbali.id – Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (DPPM) Universitas Warmadewa secara konsisten melakukan hilirisasi hasil penelitian kepada masyarakat melalui salah satu program tahunan yaitu Desa Binaan.
Desa Binaan pada tahun anggaran 2024 berlokasi di Desa Pengejaran, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dengan salah satu program perencanaan infrastruktur distribusi sumber air bersih untuk kebutuhan masyarakat Desa Pengejaran.
Desa Pengejaran memiliki dua dusun yaitu Pengejaran dan Mayungan. Dusun Pengejaran berada di bagian Utara dan Mayungan berada di bagian selatan.
Kedua dusun memiliki ketinggian kontur yang berbeda, hal ini yang mempengaruhi distribusi air bersih dengan metode gravitasi dan pompa.
BACA JUGA: Tim LPM Unwar Buat Masterplan Fasilitas Penunjang Wisata Pantai Gamat Nusa Penida
Kebutuhan masyarakat Desa Pengejaran terhadap air bersih bersumber dari mata air yang terletak di bagian aliran Sungai dengan ketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi Desa Pengajaran.
Distribusi air bersih dari sumber mata air awalnya menggunakan sistem tekan-pelontar untuk dialirkan ke bak penampungan masing-masing hunian rumah tinggal masyarakat Desa Pengejaran.
Metode tersebut tergolong tradisional. Kelemahan sistem sistribusi melalui metode tekan-pelontar adalah memiliki debit air yang kecil.
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah menyerahkan bantuan berupa pompa dan reservoir (bak penampungan) sebanyak tiga titik yang tersebar dari titik sumber air ke desa.

Desa Pengejaran memperoleh bantuan pompa air yang terbagi menjadi 3 reservoir yaitu R1, R2, dan R3. Lokasi R1 berada di suber mata air (elevasi paling rendah dari desa), R2 berada di jalan utama desa, dan R3 berada pada elevasi yang tinggi atau sama dengan elevasi lokasi pusat desa.
R1 dan R2 menggunakan mesin pompa untuk mengangkat air dari bawah ke atas, dan R3 menggunakan sistem gravitasi. Persoalan saat ini adalah mesin atau panel di R1 dan R2 mati atau tidak berfungsi sehingga masyarakat Kembali menggunakan sistem hidran.
Analisis dilapangan antara ketua pengabdian Dr. Ir. I Kadek Merta Wijaya, S.T., M.Sc. dengan Bapak Kepala Dusun Pengejaran I Ketut Mertayasa menyebutkan bahwa kemungkinan mesin R2 memiliki beban yang berat karena mengalirkan air ke R3 dan Dusun Pengejaran.
Jadi solusi yang akan disepakati sementara adalah R2 hanya memompa ke R3 dan dari R3 dialirkan dengan menggunakan metode gravitasi ke dusun Pengejaran dan Mayungan.
Di samping itu juga, Bapak Kepala Dusun Pengejaran I Ketut Mertayasa juga menyampaikan perlunya direncanakan jalan akses yang representatif menuju sumber mata air.

– IST
Hal tersebut penting direncanakan karena kondisi akses menuju sumber mata air saat ini hanya dapat dilalui oleh pejalan kaki. Adapunkendaraan roda dua dan roda empat tidak dapat mengakses jalan tersebut.
Oleh karena itu, perlu direncanakan untuk mempermudah dalam pengontrolan mesin pompa dan membawa alat-alat yang diperlukan dalam perbaikan dan pemeliharaan mesin pompa tersebut.
Usulan tersebut dipertegas oleh Bapak Kepala Desa Pengejaran yang menyampaikan bahwa akan mengajukan proposal ke pemerintah setempat maupun pusat untuk memperoleh bantuan pembanguna jalan akses menuju sumber mata air.
Kegiatan pengabdian ini diketuai oleh Dr. Ir. I Kadek Merta Wijaya, S.T., M.Sc., dan dua anggota yaitu Prof. Dr. Ir. I Gusti Agung Putu Eryani, M.T. dan Dr. Komang Adi Kurniawan Saputra, SE., MSA., Ak., CA., CRA., ACPA., serta dua mahasiwa Universitas Warmadewa Dyah Indah Lusyana dan Ida Ayu Citra Saraswati.
Sumber dana kegiatan ini bersumber dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (DPPM) Universitas Warmadewa dengan tahun anggaran 2024. Luaran kegiatan diharapkan mampu membantu memecahkan persoalan infrastruktur air bersih di Desa Pengejaran.
Tim Survey dan Observasi ke sumber mata air bersih dan juga ke lokasi tiga 3 reservoir. (kanalbali/RLS)