Yuk Ikuti Kursus Online untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Digital

pixabay bysweetlouise

Di tengah semakin pesatnya perkembangan dunia digital, mau tidak mau masyarakat harus memiliki kecakapan digital yang benar-benar mumpuni agar tak tergerus sisi negative disamping memproleh manfaat positifnya.

Menurut Febri Cahya Pratama, Head of Operation Viding.co dalam Webinar Literasi Digital di Kabupaten Badung, Bali, Senin 26 Juli 2021, digital skill sangat penting karena saat ini semua sektor membutuhkan digital skill.

“Selain itu digital skill mendorong produktivitas, memberikan keunggulan kompetitif dan dapat meningkatkan penghasilan dan membangun relasi, “ ujar Febri dalam webinar yang dipandu oleh Idfi Pancani.

Lebih lanjut dikatakannya, digital skill sendiri adalah cara kita memahami, mengarahkan, memanfaatkan. Contohnya adalah literasi data dan informasi, komunikasi online, kolaborasi remote working dan desain serta programming.

Selain itu bidang digital skill yang lain adalah digital marketing, learning management system, kreatif menggunakan digital teknologi.

Febri juga mengatakan ada sejumlah cara untuk meningkatkan digital skill. Diantaranya dengan mengikuti online course. Juga bisa dengan mengintegrasikan skill berbasik teknologi kedalam rutinitas sehari-hari kita.

Selain itu bisa juga meningkatkan komunikasi online dan mengajarkan juga digital skill kepada oranglain termasuk anak kita yang juga memakai internet serta penting untuk mengikuti tren teknologi yang berkelanjutan.

Ia juga mencontohkan sejumlah online course yang bisa kita ikuti untuk meningkatkan kemampuan literasi digital kita yaitu Udemy, Dolab, Skill share, Coursera. Sementara di dalam dunia digital kita juga wajib mengenal tools yang bisa mempermudah dan  dipergunakan dalam berbagai aktivitas kita seperti Trello, Zoom, OneDrive atau Telegram.

pixabay by fancycrave1

Dari sekian banyak platform dan fitur fitur yang memudahkan segala aktivitas kita, yang perlu kita perhatian juga apakah unggahan atau konten yang kita bagikan dalam dunia digital baik atau tidak.

Karena menurut pembicara lainnya, Sofia Sari Dewi, rekan jejak digital kita akan bisa terlacak di kemudian hari.  Dikatakan Sofia, jangan remehkan rekam jejak digital yang saat kini kita unggah dengan maksud apapun. Jika rekamnya jelek, mungkin saat ini belum berpengaruh tetapi di masa depan bisa menjadi bom waktu untuk kita.

“Saat seseorang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan makan HRD perusahaan tersebut bisa mempertimbangkan pelamar kerja dari jejak digital dan bisa menimbulkan pencemaran nama baik,” ujar Sofia.

Selain itu, lanjut Sofia, jejak digital juga bisa berakibat digital exposure, seseorang yang tidak dikenal bisa mengakses data pribadi kita. Jejak digital juga bisa mengakibatkan ancaman pencurian perbankan ataupun phising.

Ia juga mengatakan bahwa jejak digital atau digital footprint adalah jejak data yang muncul ketika seseorang menggunakan internet di perangkat komputer atau laptop, smartphone atau yang lainnya.

Jejak digital sendiri bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, pasif dan aktif. Jejak digital pasif adalah jejak yang tanpa sadar ditinggalkan oleh pengguna internet. Contohnya adalah alamat IP, riwayat pencarian dan lokasi browsing.

Sedangkan jejak digital yang aktif adalah segala sesuatu yang dishare dengan sengaja contohnya e-mail, unggahan di blog dan status sosial media.

Terkait erat dengan jejak digital adalah identitas digital yaitu cara elektronik untuk mengindentifikasi seseorang. Termasuk adalah who you are, what you know, what you have, dan  what you share.

Karena urusan jejak digital ini sangat penting seperti yang sudah dijelaskan di atas, maka harus diupayakan untuk membuat jejak digital yang baik. Beberapa langkahnya adalah dengan melakukan ‘THINK’.

THINK maksudnya adalah True, sesuai fakta atau justru hoax?. Helpful, apakah yang kita unggah itu bermanfaat bagi orang lain atau tidak? Information yang artinya adalah harus bisa dipertanggung jawabkan. Needed : diperlukan atau tidak? Dan Kind, unggakan konten dan komentar kita adalah sudah bijak dan sopan atau tidak.

Maheswara Perbawa Sukawati, SH, Peneliti Hukum Cyber Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati dan Marizka Juwita sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (KANALBALI/RLS)