Di Jalanan, Mereka Menyandarkan Harapan

Ngurah Valentino , 42, guide yang memilih berjualan salad di masa pandemi COVID-19 - Zul T Edoardo

BADAI COVID-19 belum berlalu. Pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali mandeg karena belum ada tamu yang datang. Enggan berpangku tangan, sebagian pekerjanya memilih berjuang mengais harapan di jalanan.

Putu  Agus Suantara, 31 tahun, pekerjaan sebagai supir di anak perusahaan Bulog.  Akibat pandemi virus COVID 19, ia kena PHK sejak akhir Februari. Ia berjualan berjualan minyak,  beras,  gula  serta kebutuhan  pokok lainnya. Kalau beruntung, omzet dalam sehari bisa sebesar Rp700 ribu hingga Rp800 ribu.  Sedangkan penghasilan dengan menjadi supir ia digaji 2,7 juta rupiah perbulan.

Hardi pranata,  pemilik  villa di Canggu dan Sanur.   Ia harus menutup usahanya pada awal bulan Januari.  Sejumlah tamu yang telah memesan villa dari Rusia,  Australia,  Amerika dan Jerman batal.  Ia memilih berjualan di pinggir jalan dengan mobil bersama istri  dengan berjualan berbagai camilan,  gula,  sabun dan beberapa kebutuhan pokok.  Dari penghasilan rata-rata Rp 15 juta perbulan saat mengelola villa, kini ia hanya mendapatkan  100 ribu hingga 200 ribu per harinya

Aprian Nasrin, pengelola Art Shop di Canggu. Pemuda asal Lampung  Selatan ini terpaksa membuka tokonya di pinggir  jalan dengan memkai mobil pamannya. Barang dagangan art shop seperti baju yang dicetak sendiri dijual dengan harga setengahnya, dari 250 ribu menjadi 150 ribu perpotongnya.

Selain itu ia juga menjual masker bersama empat temannya di empat lokasi berbeda seperti di daerah  Kapal,  Canggu dan Kerobokan. Saat normal berjualan di Art Shop ia mampu mendapatkan Rp 3 juta seharinya. Kini dia hanya mendapatkan pemasukan Rp 400 ribu hingga 500 ribu rupiah itupun kalau lagi ramai  pembeli.

Agus Surya, seorang  pekerja  di Hotel Nusa Dua. Kini ia berjualan kursi  stool yang ia ambil dari mertuanya di Banyuwangi dan madu hutan  yang ia dapat dari Bangli, kampung halamannya. Perharinya, ia rata rata mendapat pemasukan Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu .  Sedangkan dari bekerja di Hotel  ia mendapat gaji tetap perbulan sebesar 5 juta.

Ngurah Valentino , 42, tinggal di  Monang Maning, Denpasar.  Pekerjaan guide khusus wisatawan mancanegara. Akibat adanya pandemi  COVID 19 yang melanda seluruh  dunia ia pun harus banting setir dengan bekerja berjualan salad buah buatan istrinya di pinggir jalan dengan mobil.

Harga saldnya dari Rp10 ribu rupiah untuk  ukuran kecil dan Rp 25 ribu untuk ukuran besar. Rata-rata perhari ya ia mampu menjual sebanyak 60 kotak  salad ukuran kecil dan besar. Saat menjadi, guide ia bisa mengantongi Rp 2 juta saat mengantar rombongan tamu berkeliling di seputar Bali.

( kanalbali/Zul T Edoardo /Rofiqi Hasan)

Apa Komentar Anda?

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.