
BADAI COVID-19 belum berlalu. Pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali mandeg karena belum ada tamu yang datang. Enggan berpangku tangan, sebagian pekerjanya memilih berjuang mengais harapan di jalanan.

Putu Agus Suantara, 31 tahun, pekerjaan sebagai supir di anak perusahaan Bulog. Akibat pandemi virus COVID 19, ia kena PHK sejak akhir Februari. Ia berjualan berjualan minyak, beras, gula serta kebutuhan pokok lainnya. Kalau beruntung, omzet dalam sehari bisa sebesar Rp700 ribu hingga Rp800 ribu. Sedangkan penghasilan dengan menjadi supir ia digaji 2,7 juta rupiah perbulan.

Hardi pranata, pemilik villa di Canggu dan Sanur. Ia harus menutup usahanya pada awal bulan Januari. Sejumlah tamu yang telah memesan villa dari Rusia, Australia, Amerika dan Jerman batal. Ia memilih berjualan di pinggir jalan dengan mobil bersama istri dengan berjualan berbagai camilan, gula, sabun dan beberapa kebutuhan pokok. Dari penghasilan rata-rata Rp 15 juta perbulan saat mengelola villa, kini ia hanya mendapatkan 100 ribu hingga 200 ribu per harinya

Aprian Nasrin, pengelola Art Shop di Canggu. Pemuda asal Lampung Selatan ini terpaksa membuka tokonya di pinggir jalan dengan memkai mobil pamannya. Barang dagangan art shop seperti baju yang dicetak sendiri dijual dengan harga setengahnya, dari 250 ribu menjadi 150 ribu perpotongnya.
Selain itu ia juga menjual masker bersama empat temannya di empat lokasi berbeda seperti di daerah Kapal, Canggu dan Kerobokan. Saat normal berjualan di Art Shop ia mampu mendapatkan Rp 3 juta seharinya. Kini dia hanya mendapatkan pemasukan Rp 400 ribu hingga 500 ribu rupiah itupun kalau lagi ramai pembeli.

Agus Surya, seorang pekerja di Hotel Nusa Dua. Kini ia berjualan kursi stool yang ia ambil dari mertuanya di Banyuwangi dan madu hutan yang ia dapat dari Bangli, kampung halamannya. Perharinya, ia rata rata mendapat pemasukan Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu . Sedangkan dari bekerja di Hotel ia mendapat gaji tetap perbulan sebesar 5 juta.

Ngurah Valentino , 42, tinggal di Monang Maning, Denpasar. Pekerjaan guide khusus wisatawan mancanegara. Akibat adanya pandemi COVID 19 yang melanda seluruh dunia ia pun harus banting setir dengan bekerja berjualan salad buah buatan istrinya di pinggir jalan dengan mobil.
Harga saldnya dari Rp10 ribu rupiah untuk ukuran kecil dan Rp 25 ribu untuk ukuran besar. Rata-rata perhari ya ia mampu menjual sebanyak 60 kotak salad ukuran kecil dan besar. Saat menjadi, guide ia bisa mengantongi Rp 2 juta saat mengantar rombongan tamu berkeliling di seputar Bali.
( kanalbali/Zul T Edoardo /Rofiqi Hasan)
Be the first to comment