Gelar Konferensi di Bali, Organisasi Insinyur ASEAN Beri Penghargaan Tertinggi untuk Megawati

NUSA DUA, kanalbali.id-  Conference of ASEAN Federation Engineering Organization (CAFEO) ke-41 digelar pada pada Rabu (22/11) di BICC, Westin, Nusa Dua dan dibuka  oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto.

Pada kesempatan itu diberikan  penghargaan untuk Presiden RI  ke-5 Megawati Soekarnoputri. Hal itu karena saat menjabat sebagai presiden, kebijakan – kebijakannya dinilai mendukung berbagai upaya untuk meningkatkan ekonomi melalui praktek keinsinyuran, dalam berbagai bidang.

Megawati mengatakan, bahwa profesi keinsinyuran terbukti memiliki peran yang sangat penting di dalam membangun peradaban umat manusia.

Di Indonesia hal itu dapat dilihat rekam jejak Ir. Sukarno, Ir. Djuanda, Ir. Soetami, Ir. Roeseno, Ir. Silaban; Ir. Soedarsono; BJ Habibie, dan lain-lain.

BACA JUGA: Anak Muda dan Tokoh Agama Diharap Terlibat dalam Mitigasi Dampak Perubahan Iklim di Bali

“Para insinyur tersebut merupakan sosok visioner yang memahami apa yang dibutuhkan negeri. Mereka sosok teknokratik berdisiplin tinggi, pekerja keras, dan pendeknya, hadir sebagai insinyur yang sangat mumpuni,” ujar Megawati.

Sementara itu Ketua Umum PII Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga M.Eng.Sc., IPU yang menjadi Ketua Panitia CAFEO mengatakan, acara ini adalah konferensi para insinyur dari berbagai keahlian dari seluruh negara ASEAN. Ada juga partner dari China, Korea dan Jepang yang ikut berpartisipasi.

“Blue economy adalah yang berkaitan  pengembangan potensi ekonomi dari laut karena negara kita berada di sekitar laut. Potensinya sangat besar namun belum dikembangkan. Sedangkan green energy, bagaimana kita meninggalkan penggunaan energi fosil ke energi non fosil baik solar atau matahari,hydro /bendungan, ada juga dari sampah,” ujarnya.

Terkait peran insinyur, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang hadir di acara itu mengatakan,  peran insinyur sangat penting dalam mendukung green economy dan blue economy.

“Namun pengembangan Energi terbarukan itu, tapi insinyur juga harus tahu marketing, seperti sampah menjadi energi jika tidak ada marketing tidak akan bisa sustain. Insinyur bisa menciptakan apa saja, tapi kalau dia tidak economical, pasti tidak akan sustain,” ujarnya.

Pihaknya juga menekankan perlunya dukungan politik untuk melakukan percepatan. “Sepertinya pengambangan Ibukota Negera misalnya, itu priroitasnya energi terbarukan,” tegasnya. (kanalbali/RH)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.