Gelar Muswil, ABP-PTSI Bali Siap Tingkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi

DENPASAR, kanalbali.id – Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP-PTSI) Bali menggelar Musyawarah Wilayah, Senin, 14 April 2025.

Kegiatan yang digelar di Universitas Warmadewa Denpasar itu untuk memilih pengurus baru serta evaluasi dan pertanggungjawaban kerja pengurus sebelumnya.

Ketua ABP-PTSI Wilayah Bali Prof. Dr. Drs. AA. Gede Oka Wisnumurti, M.Si mengatakan, selama lima tahun pengabdian pengurus, banyak tantangan dan hambatan.

Wisnumurti menambahkan, tantangan yang ada adalah bagaimana yayasan melaksanakan visi dan misi dan program kerja dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Bali.

Tantangan yang ada salah satunya adalah perkembangan teknologi digital dan keberadaan Perguruan Tinggi Asing (PTA) di Indonesia, khususnya Bali.

BACA JUGA: Terobosan Baru, LPD se-Bali Kini Dukung Pembiayaan Kuliah di ITB STIKOM Bali

Ia menambahkan, di perguruan tinggi ada 18 sistem yang terkonek secara digital.

“Digitalisasi ini juga tuntutan dari LLDikti, contohnya, sekarang mengurus jabatan akademik harus melalui sistem, jadi sudah tidak bisa lagi main-main dengan data,” jelasnya.

Di era society 5.0 ini, kata Wisnumurti, tidak ada lagi kompetisi tapi yang dibangun adalah kolaborasi. Sebab, setiap perguruan tinggi memiliki ciri yang berbeda dengan yang lain. Maka yang harus dilakukan adalah berkolaborasi untuk saling mendukung.

“Jangankan perguruan tinggi, negara pun sekarang sudah tidak ada kompetisi tapi harus melaksanakan pola kolaborasi,” ujarnya.

Di sisi lain, tantangan PTS di Indonesia adalah adanya keberadaan Perguruan Tinggi Asing. Wisnumurti mengatakan, keberadaan PTA menjadi tantangan tersendiri bagi ABP-PTSI, terutama di Bali.

Pulau Bali menjadi pilihan untuk mendirikan PTA di luar Jakarta. Dirinya meminta agar proses perizinannya disesuaikan dan mengikuti aturan yang ada di tanah air.

“Jadi tidak boleh diam-diam atau sembunyi-sembunyi, tiba-tiba muncul. Karena kami PTS di Bali atau di Indonesia harus mengikuti aturan yang ketat,” kata Wisnumurti.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Umum ABP-PTSI Pusat Prof. Dr. Thomas Suyatno. Menurutnya, Indonesia tidak dapat menghindar dari keberadaan PTA atau Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN).

Indonesia tergabung dalam WTO dan saat ini juga tergabung dalam BRICS. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas juga mengatur tentang PTA.

“Tapi dalam UU Sisdiknas itu setiap PTA harus bekerja sama dengan PTS di Indonesia, tidak bisa langsung tanpa kerjasama,” kata Thomas.

Disebutkan, saat ini ada sejumlah negara yang mengajukan untuk mendirikan perguruan tinggi di Indonesia. Di antaranya berasal dari negara Amerika, Eropa, Kanada, Korea Selatan dan Thailand.

“Namun, prosesnya harus tetap sama, mereka harus tunduk terhadap peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia,” kata Thomas Suyatno.

Sementara, Jumlah anggota ABP-PTSI Bali memiliki jumlah anggota sebanyak 52 yayasan, dengan jumlah unit pendidikan Perguruan Tinggi yang dikelola sebanyak 63 PTS. Hal itu dimungkinkan karena satu yayasan dapat mengelola lebih dari satu perguruan tinggi.

Muswil ABP-PTSI Wilayah Bali secara resmi dibuka oleh kepala LLDIKTI Wilayah VIII I Gusti Lanang Bagus Eratodi. Dalam forum itu, Eratodi menyoroti Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Dikatakan, ada dua jenis kuota KIP yang disalurkan di masyarakat. Pertama, kuota dari Kemendikti Sainstek yang didistribusikan dari masing-masing prodi. Serta, kuota KIP Usulan Masyarakat yang didistribusikan oleh Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan

Di Bali sudah berjalan dan sesuai dengan prosesnya dan harapannya tepat sasaran. Kami akan filtering dan monitoring kejelasan penerima KIP itu,” kata Eratodi.

Syarat penerima KIP yakni, siswa SMA/SMK yang pernah menerima beasiswa PIP. Dalam jenjang pendidikan tinggi, penerima beasiswa PIP itu dapat mengajukan lagi untuk mendapatkan KIP Kuliah. Selain itu, penerima KIP harus tercatat di DKSM Dinas Sosial.

“Income di atas Rp4 juta tidak bisa mendapatkan KIP, termasuk punya surat pernyataan tidak mampu dan diprioritaskan dari yatim piatu,” jelas I Gusti Lanang Bagus Eratodi.

( kanalbali/ RLS )

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.