
BADUNG, kanalbali.id – Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Wury Ma’ruf Amin membuka acara kegiatan Kolaborasi Kementrian Koperasi dan UKM dengan Dekranas dengan tema,”Cerita Kriya, Perajin Berdaya, Indonesia Bangkit,” di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (8/9).
Dalam acara tersebut, dihadiri Menkop UKM Teten Masduki, Anggota Dekranas Bidang Pendanaan Suzana Teten Masduki, dan beberapa anggota Dekranas lainnya, serta Gubernur Bali Wayan Koster, Ketua Dekranasda Bali Putri Suastini Koster stekholder terkait.
Wury Ma’ruf Amin dalam sambutannya, mengatakan menyambut baik dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas kontribusi berbagai pihak dalam mengembangkan industri kerajinan nasional.
BACA JUGA: Ini Alasan Motor Listrik Bisa Jadi Solusi Saat Harga BBM Naik. Menurut Kamu Bagaimana ?
Ia menegaskan, Dekranas merupakan lembaga independen bersifat nirlaba yang menghimpun semua pemangku kepentingan yang bersinergi untuk mengembangkan produk kerajinan yang sebagian besar di drive oleh UMKM.
“Sehingga mereka bisa menggali potensi produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, serta mendapat kesempatan untuk berusaha dan menjadi pendapatan masyarakat. Dekranas bersama Kemenkop UKM mengembangkan identitas bangsa melalui wastra dan kriya,” ujarnya.
Wury juga berharap, sinergitas antar pemangku kepentingan ini menciptakan wirausaha baru dengan melakukan promosi perluasan pasar produk kerajinan baik online maupun offline. Menurut Wury, kerajinanmerupakan sub sesktor industri yang berciri khas Indonesia yang memiliki kearifan lokal pariwisata berbahan baku lokal.
Sementara, berdasarkan data Kementerian Perindustrian sub sektor industri kerajinan mampu melakukan ekspor dengan nilai 916 juta USD atau setara Rp 13,65 triliun pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 10,49 persen.

“Mengalami kenaikan sebesar 10,49 persen dibandingkan nilai ekspor tahun 2020 yang mencapai 829 juta USD (atau Rp 12, 35 triliun). Selain itu, sumbangan subsektor kerajinan terhadap PDB nasional tahun 2020 mencapai Rp 166,3 triliun dengan jumlah orang yang bekerja di subsektor kerajinan sebanyak kurang lebih 3,9 juta orang,” jelasnya.
Namun demikian, adanya Pandemi Covid-19 membawa dampak yang cukup besar bagi para pelaku ekonomi kreatif di subsektor kerajinan ini. Produksi kerajinan menurun dikarenakan berkurangnya permintaan dan pasar.
Tetapi, tantangan tersebut tentunya membuat banyak pelaku bisnis masuk ke jalur digital berjualan secara online melalui marketplace merupakan pilihan pengganti penjualan ritel yang belum pulih dan dimana digitalisasi diharapkan dapat menjadi solusi untuk berlanjutnya proses bisnis di subsektor kerajinan.
“Industri kerajinan diharapkan mampu melakukan penyesuaian atau beradaptasi dengan mengikuti perkembangan teknologi terkini. Pandemi Covid-19 yang melandai saat ini, merupakan momentum baik bagi para perajin untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital mendorong inovasi dan kreativitas untuk memasarkan produknya ke khalayak yang lebih luas lagi,” ujarnya.
Wury juga mendukung hadirnya chatbot WhatsApp, website serta katalog UMKM yang dapat diakses di UKMJagoWAn.id bagi para UMKM. Ia berharap, kemudahan teknologi menjadi langkah nyata transformasi perajin kriya dan wastra masuk ke platform digital.
“Saya optimis, produk kerajinan nasional kita makin menguasai pasar di dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Sementara, Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, pelaku UMKM di daerah khususnya para perajin kriya, wastra, dan penyandang disabilitas didorong agar terhubung ke dalam ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
Dengan begitu, teman-teman disabilitas dapat menjadi pelaku usaha yang berdaya dan khususnya perajin yang dapat naik kelas dan mampu menjadi kekuatan ekonomi daerah dan kebanggaan nasional di pasar global.
“Melalui program Cerita Kriya diharapkan dapat tercipta ekosistem inklusif antara UMKM perajin kriya dengan agregator yang memiliki peran untuk menkonsolidasikan proses bisnis, seperti konsolidator produksi (factory sharing), rumah pengemasan bersama, on boarding digital, memahami tren pasar sehingga dapat melakukan ekspor untuk pasar dunia,” ungkapnya.
Menteri Teten juga menyampaikan, program ini diyakini dapat mendukung perluasan ekosistem digital sebagai program pemberdayaan UMKM perajin dan penyandang disabilitas produktif.
“Kegiatan bersama WhatsApp Indonesia dan Yayasan Perempuan Tangguh Indonesia ini, adalah salah satu bentuk kolaborasi dalam rangka mendorong terbentuknya ekosistem digital bagi kalangan UMKM pengrajin dan penyandang disabilitas. Hal ini sejalan dengan target dari Presiden Jokowi agar sebanyak 30 juta UMKM dapat terhubung dengan ekonomi digital pada 2024,” ujarnya. (kanalbali/KAD)
Be the first to comment