
DENPASAR, kanalbali.id – Climate Policy Initiative (CPI) Indonesia menargetkan industri pariwisata di Bali sebagai salah satu pengguna dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang dapat berkelanjutan. Hal ini didorong melalui Fasilitas Akselerator Investasi PLTS Atap oleh CPI Indonesia.
“Sustainable tourism di Bali berkembang sangat pesat, mall, hotel, resort punya target market yang cukup luas, dan banyak turis yang melihat bahwa pariwisata yang berkelanjutan itu penting,” kata Analis Senior CPI Indonesia, Eri Wijaya dalam peluncuran program Fasilitas Akselerator Investasi PLTS Atap di BNEF Summit Bali, Sabtu, (12/11/2022)
Melalui program tersebut, CPI Indonesia memberi peluang bagi sektor komersial dan industri Indonesia untuk mematangkan rencana proyek PLTS atap, meningkatkan kelayakan kredit, dan mendapatkan pendanaan.
BACA JUGA: Arak Bali Disajikan untuk Delegasi KTT G20, Perajin Banjir Pesanan
“Selain Bali, daerah Jabodetabek, dan Jawa juga menjadi pilot project untuk program ini. Tapi tidak menutup kemungkinan daerah lain juga dapat ikut terlibat,” jelasnya.
Menurut penuturannya, peluncuran program ini sekaligus untuk mendukung target 23% bauran energi terbarukan di bawah Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), yakni pemerintah telah merencanakan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas mencapai 3,61 GW hingga 2025.
Namun baru 154 MW yang saat ini terpasang, sehingga untuk memenuhi target ini dibutuhkan partisipasi dari semua pelaku industri dalam mendorong investasi pemasangan PLTS atap.
BACA JUGA:
Buleleng Creative Movement Digelar di Pelabuhan Tua Buleleng
“Fasilitas inkubasi yang kami luncurkan bertujuan untuk mempertemukan pemilik proyek PLTS atap dengan pihak penyedia layanan terkait, termasuk perusahaan teknologi, konsultan bisnis, dan pakar hukum untuk mematangkan rencana proyek, meningkatkan kelayakan komersial, dan memperluas peluang pendanaan,” tuturnya.
Selanjutnya, fasilitas ini juga menyediakan dukungan pengurangan risiko untuk investor dan calon pemilik proyek dalam bentuk dana awal sebagai mekanisme penjaminan pembiayaan proyek.
“Setelah peluncuran ini, fasilitas dapat diakses oleh lembaga keuangan dan pengembang proyek untuk mendukung calon pemilik proyek mengembangkan rencana proyek PLTS atap yang lebih layak secara komersial,” kata dia.
Adapun masa pengajuan aplikasi untuk inkubasi program direncanakan akan dibuka pada Q3 tahun depan dan penyelenggaraan fasilitas akan berlangsung hingga akhir tahun 2025 untuk mendukung pertumbuhan energi terbarukan nasional, khususnya investasi PLTS atap di Indonesia. (Kanalbali/LSU)
Be the first to comment