DENPASAR, kanalbali.id – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi (Pemprov) Bali, Dewa Made Indra, merespon soal perusahaan dari China bernama Weiming Environmental Protection Group yang akan berinvestasi untuk pengolahan sampah di Provinsi Bali.
Total investasi yang direncanakan mencapai 225 juta dolar AS, dengan 160 juta dolar dialokasikan untuk tahap pertama pengolahan sampah di Provinsi Bali, dan kedepannya bisa menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, di Denpasar Selatan, untuk ditutup.
Dewa Indra mengatakan, soal perusahaan China yang akan berinvestasi untuk pengolahan sampah di Pulau Bali, kedepannya tentu bisa mendorong TPA Suwung yang terbesar di Bali untuk ditutup.
“Termasuk itu, kajian mereka nanti dia akan bikin di mana begitu kan. Yang jelas, rencana semua pengelohan sampah ini kan arahnya jelas, kalau bisa TPA suwung itu dihentikan,” kata dia, saat ditemui di Gedung DPRD Bali, Senin (30/9).
“Sehingga harus dicari di mana tempatnya, teknologinya seperti apa, investasinya seperti apa, semua dalam konteks itu supaya kita punya tempat pengelolaan sampah yang modern, kapasitasnya bisa menyerap semua produksi sampah di kita, teknologinya bagus dan biayanya lebih murah kan begitu,” imbuhnya.
Kendati demikian, untuk soal investasi mereka baru melakukan pendekatan-pendekatan dan juga mengeceks soal volume sampah di Bali.
“Iya baru mempelajari potensi-potensi, karena tidak bisa langsung inves. Mereka, pasti ceks lokasinya, mereka ceks volume sampahnya, kan begitu. Itu baru penjajakan saja,” imbuhnya.
Ia menerangkan, soal kapan berinvestasi belum bisa diketahui karena masih melakukan penjajakan dan mereka harus memastikan terlebih dahulu, berapa volume sampahnya, seperti apa teknologi yang akan mengelola sampah di Bali.
“Belum (diketahui kapan investasi). Mereka baru penjajakan, mereka harus ferm dulu. Volume sampahnya berapa per hari, kan mereka punya minimal sekian ton per hari kan begitu. Kemudian, teknologi apa yang digunakan, kan macam-macam,” ujarnya.
“Sekarang teknologi pengelolahan sampah itu mereka masih melakukan ceks lapangan. Jadi belum ada kesimpulan juga. Dia untuk pengelolaan sampah di seluruh Bali. Makannya dia ceks dulu, itu tadi pentingnya dia melakukan studi kan. Yang jelas sampah bagi kita di Bali masih merupakan isu yang sangat krusial,” ujarnya.
Sebelumnya, Pj. Gubernur Bali, Mahendra Jaya, menyambut baik tawaran kerja sama pengelolaan sampah dari Weiming Environment Protection Group, sebuah perusahaan yang fokus pada perlindungan lingkungan. Tawaran ini dipimpin langsung oleh President of Weiming Environment Protection Group, WuLiang Cheng.
Pada audiensi yang berlangsung di Jaya Sabha, Denpasar, pada Sabtu (7/9), Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, memaparkan berbagai kendala dalam penanganan sampah di Bali. Salah satu masalah utama adalah penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, yang menjadi perhatian serius karena Bali menjadi tuan rumah berbagai event internasional.
President of Weiming Environment Protection Group, Wu Liang Cheng menjelaskan rencana pengolahan limbah di Bali. Pada tahap awal, Weiming akan memproses 1.500 ton sampah per hari, dan pada tahap kedua akan ditingkatkan menjadi 750 ton per hari, dengan total kapasitas mencapai 2.250 ton per hari.
“Total investasi yang direncanakan mencapai USD 225 juta, dengan USD 160 juta dialokasikan untuk tahap pertama. Proyek ini akan mengikuti standar AAA China dan menjadi proyek acuan untuk pembangkit listrik tenaga sampah di Bali,” jelas Wu Liang dikutip dari siaran pers-nya, Senin (30/9).
Proyek pengolahan sampah ini menggunakan model Build-Operate-Own (BOO) dengan jangka waktu waralaba selama 40 tahun. Setelah masa waralaba berakhir, aset proyek tetap menjadi milik Weiming Environmental Protection.
Saat ini, jumlah penduduk Provinsi Bali pada tahun 2023 mencapai 4,404 juta jiwa, dengan jumlah sampah domestik yang dihasilkan sebanyak 1,229 juta ton. Dari jumlah tersebut, 933.500 ton berhasil dikumpulkan, dengan tingkat pengumpulan sekitar 75,95 persen. Oleh karena itu, teknologi pengolahan sampah yang mencakup sistem penyimpanan dan pengangkutan, pembakaran sampah, pemurnian gas buang, pengolahan abu, instrumen kelistrikan, dan sistem kendali otomatis sangat dibutuhkan Bali untuk menangani masalah sampah di masa depan.
Teknologi pembakaran sampah yang ditawarkan oleh Weiming menghasilkan gas buang bersuhu tinggi yang digunakan untuk menghasilkan uap dan menggerakkan pembangkit listrik. Gas buang tersebut dimurnikan dan dibuang sesuai standar lingkungan yang ketat. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment