Kisah Ni Bontok di Ubud, Mengubah Sampah Jadi Beras

Sampah telah menjadi musuh bersama warga Banjar Apuh, Lodtunduh, Ubud, Gianyar, Bali. Setiap 1 bulan sekali, warga membawa sampah yang telah dipilah ke Bale Banjar. Seperti halnya Ni Ketut Bontok pada Minggu (21/6/2020) (Zul T Eduardo)

Di Bale Banjar sejumlah pemuda dari komunitas ‘kedas-kedas’ sudah siap menerima sampah itu. (Zul T Eduardo)

Timbangan disiapkan untuk mengukur berat sampah. Sesaji dihaturkan agar berkah dewata menyertai. (Zul T Eduardo)

Sejak terjadinya pandemi corona, sampah yang terkumpul akan dihargai dengan beras sesuai dengan berat sampah. Ini menjadi upaya untuk menjaga agar tidak ada warga yang kelaparan. (Zul T Eduardo)

Hari itu, 250 kg sampah plastik berhasil dikumpulkan dari 47 kepala keluarga. (Zul T Edoardo)

Seorang petugas mencatat jumlah kilogram sampah yang dikumpulkan warga sekaligus untuk mengechek berapa kilogram beras yang dibutuhkan. (Zul T Edoardo)

Ni Bontok berbinar gembira saat sampah plastik yang telah disetorkan mulai ditimbang beratnya. (Zul T Edoardo)

Saat pandemi corona, beras menjadi barang yang berharga bagi warga seperti Ni Bontok untuk melanjutkan hidupnya. Berkah sampah pun dapat dinikmatinya. (Zul T Edoardo)