
LAYAKNYA dua sisi mata uang, teknologi memiliki dampak positif dan negatif terutama pada kelompok anak. Salah satunya adalah dampak media sosial pada kehidupan anak.
Tidak jarang kita menemukan kata sumpah serapah dan bahasa-bahasa ekspresi negatif lainnya di media sosial. Kalau sudah begitu, siapa yang dapat menghindari paparan dampak negatif media sosial pada anak?
Dikatakan oleh Vizza Dara, seorang key opinion leader, banyaknya dampak negatif media sosial buat anak, bukan berarti membuat anak harus dijauhkan dari internet.
Berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Mimika, Papua, Rabu (17/11/2021), Vizza mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua guna meminimalisir dampak negatif media sosial.
Pertama, harus ada pengawasan. Orangtua wajib mengawasi penggunaan media sosial yang dilakukan anak.
“Sebagai orangtua, kita paham betul dampak negatif, tapi menjauhkan internet bukan solusi tepat. Hal yang paling penting, anak di bawah umur dapat pengawasan dari orangtua,” katanya.
Kedua, orangtua juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan anak. “Bagaimana anak terbuka dengan orangtua dan menceritakan banyak hal dengan orangtua,” katanya.
Ketiga, simpan elektronik atau laptop di ruangan keluarga. Dengan begitu, aktivitas bermain media sosial bisa terus diawasi orangtua.
“Jangan cuma kasih gadget, lalu main media sosial dan biarkan seperti itu saja. Jangan sampai situs pornografi diakses anak,” tutupnya.
Selain Vizza Dara, hadir juga seorang pembicara sekaligus pelaku pendidikan yaitu Juliana Anakotta Sarioa. Dalam paparannya, Juliana mengatakan beberapa cara bagi orangtua untuk melindungi anak dari konten negatif dunia maya.
Misalnya, selalu berkomunikasi dengan terbuka, manfaatkan fitur perlindungan teknologi, serta temani anak saat mengakses internet.
“Ajarkan anak untuk tetap berperilaku baik di dunia maya, berikan anak ruang untuk berekreasi dan mengekspresikan diri dan dorong anak untuk melapor jika melihat atau mengalami masalah di dunia maya,” pungkasnya.
Selain Vizza Dara dan Juliana Anakotta Sarioa, hadir pula dalam dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Mimika, Papua, Rabu (17/11/2021) yaitu Fajar Sidik, Zinester dan Podcaster dan Cenuk Sayekti, peneliti serta dosen.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment