
Realitas pemanfaatan media digital orang tua serta dilema pemanfaatan media digital pada anak memang jadi PR tersendiri setiap keluarga di tengah perkembangan dunia digital seperti sekarang ini.
Sebut saja, fakta bahwa para orang tua pada akhirnya memberikan akses ke media sosial kepada anak agar anak sibuk dan orang tua dapat fokus mengerjakan pekerjaan mereka.
Menurut Suaeb, S.Pd, M.Pd, Sekretaris STKIP Bima & Peneliti NTRC Kota Bima dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin 27 September 2021, perilaku orang tua seperti ini menjadi salah satu contributor terjadinya pemanfaatan terlalu dini gadget termasuk media sosial oleh anak.
“Hasil riset tentang tren konsumen Indonesia 202 soal dampak media sosial terhadap anak yang dilakukan oleh perusahaan riset independen berbasis kecerdasan buatan melibatkan 269 responden di 4 kota besar di Indonesia menyatakan bahwa sebanyak 87% anak di indonesia sudah dikenalkan akan media sosial sebelum menginjak usia 13 tahun,” ujar Suaeb dalam webinar yang dipandu oleh Jhoni Chandra ini.
Selain itu, lanjut Suaeb, dari survei itu diketahui juga bahwa sebanyak 92% anak datang dari keluarga berpenghasilan rendah, 54% diantaranya diperkenalkan media sosial sebelum berusia 6 tahun.
“Jika dibandingkan dengan rumah tangga berpenghasilan tinggi dimana hanya 34% yang menggunakan media sosial sebelum mereka mencapai mereka mencapai umur tersebutdan rata-rata anak mengenal media sosial di usia 7 tahun,” bebernya.
Sembarangan Unggah Informasi Pribadi, Hati-hati Akun Media Sosial Bisa Diretas!
Anehnya, penggunaan media sosial di rumah tangga berpenghasilan rendah dimulai saat anak berusia sekitar 7 tahun. Sementara anak dari keluarga berpenghasilan menengah ke atas permensos dimulai saat usia 9 tahun.
“Penyebabnya, para orang tua pada akhirnya memberikan akses media sosial agar anak sibuk dan orang tua dapat fokus mengerjakan pekerjaan mereka,” jelasnya lagi.
Realitas yang lainnya adalah durasi waktu bermain menunjukkan bahwa penghasilan rumah tangga rendah memperlihatkan durasi anak-anak bermain internet 2,4 jam perhari. Sedang anak-anak dalam rumah tangga berpenghasilan tinggi memiliki durasi waktu 3,3 jam perhari.
Sementara itu platform medsos yang kerap dipergunakan adalah YouTube 78%, WhatsApp 61%, Instagram 54% dan Facebook 54%. Dan lama waktunya yang dipakai bermacam kegiatan juga beragam seperti untuk konten bermain game dan komunikasi online 65%, belajar secara daring dan mempelajari keterampilan baru 48% dan pembaruan status di media sosial dan menonton film atau serial di platform online 42%.
“Untuk membuat video di tiktok atau konten video pendek lainnya 37%, membaca buku atau komik di internet 30%,” imbuhnya lagi.
Selain Suaeb sejumlah pembicara lainnya adalah Azizah Zuhriyah, SE, MM Divison Head Finance, Agus Jamiatul General Manager dan Ichal Muhammad sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)
Be the first to comment