Buat Patung Jokowi Ngebut, Begini Penjelasan Nyoman Nuarta

Patung Jokowi yang akan dipasang di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB - IST

BANDUNG, kanalbali.id – Patung “Speed” yang menggambarkan sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang melesat mengendarai motor custom, Sabtu (19/2/2022), malam berangkat dari Studio Nyoman Nuarta di Bandung menuju Mandalika, Lombok.


Diperkirakan patung seberat 3 ton itu, akan melakukan perjalanan selama 5-7 hari menggunakan truk dolly. “Kalau pemasangan di Mandalika paling cuma 2 hari,” kata Nyoman Nuarta, Sabtu sore saat mengikuti pemuatan patung ke atas truk.

Menurut Nyoman Nuarta, “Speed” akan dipasang di gerbang masuk Sirkuit Internasional Mandalika Lombok dan akan menjadi ikon di kawasan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation).

Di lokasi pemasangan, kata Nuarta, akan ditangani oleh para tenaga ahli dari Bandung sebanyak 6 orang. “Tetapi yang mengerjakan patung semuanya ada 20 orang di workshop Bandung, selama kurang lebih sebulan,” kata seniman yang juga mendesain Istana Garuda di Ibukota Negara (IKN) baru.

Lalu kenapa seniman dari Tabanan itu membuat patung semacam itu? . Menurutnya, berukuran 670 x 185 x 390 cm dari bahan tembaga dan kuningan bukan sekedar hiasan di sirkuit.

“Kecepatan dan akselerasi, dua aspek yang saya simbolisasikan dalam karya Speed. Seperti itulah tafsir saya terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi selama ini. Sebagai pemimpin beliau selalu mendorong percepatan pencapaian cita-cita bangsa,” ujarnya.

BACA JUGA: Begini Penjelasan Nyoman Nuarta Soal Desain Istana Negara di Ibukota Baru 

Ia mengatakan sebagai ikon, “Speed” tak hanya mewakili area sirkuit baru dan era baru olah raga otomotif di Tanah Air, tetapi lebih-lebih adalah representasi dari karakter seorang pemimpin.

Selain suka blusukan, sosok Jokowi juga populer sebagai presiden yang suka mengendarai motor custom bikinan anak bangsa. Sebagai seniman, menurut Nuarta, ia mencatat apa yang telah dilakukan Presiden Jokowi dalam masa kepemimpinannya selama 2 (dua) periode.

Pencatatan itu, tambah seniman kelahiran Tabanan ini, pengamatan yang jujur dari dirinya sebagai seorang seniman. “Salah satu ukuran penting bagi seorang seniman adalah integritas dan kejujuran. Saya selalu memegang itu,” katanya.

Sebagaimana telah menjadi ciri khas patung-patung Nyoman Nuarta, ia selalu berhasil menggambarkan karya-karyanya terlihat ringan dan bergerak. Logam yang memiliki sifat dasar kaku dan keras di tangan pencipta patung Garuda Wisnu Kencana ini, menjadi berkesan “plastis” sehingga mudah dibentuk. (kanalbali/RLS/RFH)