Pemerintah Provinsi Bali sejauh ini memeng belum berencana membuka obyek pariwisata ditengah kasus COVID-19. Meski begitu, wisatawan Australia akan menjadi pangsa pasar utama jika nantinya pariwisata kembali normal.
“Tahun 2019 kunjungan wisatawan Australia ke Bali sangat tinggi dan Australia adalah pangsa pasar yang besar bagi Bali. Untuk itu saya sangat berharap agar wisatawan Australia bisa kembali mengunjungi Bali nantinya,” kata Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam keterangan tertulis, Rabu (17/6).
Pria yang akrab disapa Cok Ace itu menuturkan, sejatinya, Provinsi Bali telah menyiapkan menyiapkan protocol kesehatan di semua bidang kepariwisataan yang terfokus pada 3 hal utama yaitu Cleanliness, Health and Safety (CHS). Tujuannya tentu, agar pariwisata Bali menjadi pusat pariwisata dunia jika semuanya kembali normal.
“Dengan penerapan CHS ini diharapkan Bali akan kembali bisa menjadi pusat pariwisata dunia ketika nantinya Bali siap dibuka untuk pariwisata,” jelasnya.
Pihaknya, kata Cok Ace, sejatinya terus berupaya Bali terus berupaya keras untuk menekan pencegahan penularan Covid-19 dengan melakukan sinergitas baik dengan pemangku kepentingan dan melibatkan peran serta dari masyarakat. Pasalnya, untuk bisa menerapkan new normal, minimal harus ada 3 kriteria utama yang telah ditentukan.
“Minimal terdapat 3 kriteria utama dari 11 kriteria yang ditetapkan sebagai pedoman bagi suatu wilayah untuk membuka wilayahnya secara ekonomi. Salah satunya adalah penurunan konfirmasi positif hingga 50 % selama 14 hari dari posisi jumlah pasien terkonfirmasi positif sebelumnya,” ujarnya
Di Bali sendiri, perkembangan kasus positif COVID-19 terus meningkat. Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bali, pada Rabu (17/6) ada 47 pasien yang terkonfirmasi positif. Sehingga total jumlah kasus positif di Bali menjadi 829 orang. ( kanalbali/ACH )