Literasi Digital Diperlukan Agar Mampu Beradaptasi di Era Revolusi 4.0

pixabay by StockSnap

PADA masa pandemi kita dipaksa untuk akrab dengan dunia online, dari mulai bekerja hingga belajar harus ditunjang dengan ruang digital karena pembatasan mobilitas untuk menekan penyebaran virus covid.

Menurut Petrus Pit Supardi, Koordinator Program Landasan Nabire dalam Webinar Literasi Digital yang digelar Kemkominfo dan Siberkreasi di Yalimo, Papua, Jumat 29 Oktober 2021, pemanfaatan teknologi di masa pandemi ini menyeluruh dilakukan di kota maupun di daerah-daerah seperti Papua.

“Semuanya menjadi ‘terpaksa’ online, meskipun di Papua realitanya jaringannya kadang putus putus, semua orang tak terkecuali, pekerja, pelajar mahasiswa harus menggunakan internet,” ujar Petrus dalam webinar yang dipandu oleh Kika Ferdind ini.

Lebih lanjut dikatakan Petrus, hampir semua sendi kehidupan harus memakai online untuk tetap berjalan dengan baik. Dalam internet juga menawarkan banyak produk yang bermanfaat tapi juga menawarkan kemudahan dan produk-produk yang dijual online sehingga kerap kali kita tergiur dengan tawaran tawaran itu.

“Itulah mengapa kita perlu literasi digital untuk mengelola bagaimana kita belajar supaya bisa membuat keputusan yang baik dalam segala hal terutama soal belanja online, bagaimana kita mau membeli ini itu berdasarkan kebutuhan bukan berdasarkan keinginan saja,” imbuhnya.

Dikatakannya juga bahwa literasi digital dan perilaku hidup digital merupakan kemampuan untuk mencari dan menemukan informasi informasi tak hanya berdasarkan faktual empiris pengalaman kita tetapi juga hal-hal teknis dengan menggunakan jaringan internet.

Harus Siap, Ini Tantangan Pola Kerja Gig Economy di Industri Digital

“Kehadiran internet berdampak positif dan kita mengakui hal itu termasuk kita yang ada di Papua berbagai aktivitas yang manual yang memerlukan waktu lama dan perlu biaya sudah tidak ada lagi dan internet mengubah itu,” bebernya.

Saat zaman manual telah berlalu, kini kita sedang hidup di dalam era digital dengan seluruh hidup kita selalu berkaitan dengan internet. Selain itu kehadiran internet berdampak pula pada pola pikir, perilaku dan tindakan manusia. Sebelumnya untuk melakukan sesuatu manusia harus saling bertemu tatap muka sekarang antar benua negara bisa bertemu melalui jaringan internet.

Perubahan gaya hidup ini turut mempengaruhi perilaku, dimana kerap kali kita mengabaikan orang-orang di sekitar karena terlalu sibuk dengan ponsel. Pergeseran tersebut juga terasa pada cara berbelanja yang kini serba online. Adanya toko online yang menjamur dengan tawaran berbagai macam produk menuntut pengguna untuk selektif dalam memilih produk yang ditawarkan dan perlu kritis serta bijaksana.

Selain Petrus juga hadir pembicara lain yaitu Fendi Founder Superstar Community Indonesia, Sofia Sari Dewi, Fashion Designer dan Content Creator dan Vizza Dara sebagai Key Opinion Leader.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/RLS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.