Waspadalah, 16 Orang Meninggal dan 14.881 Kasus DBD Terjadi di Bali pada 2024

Nyamuk Aedes aegypti F

DENPASAR, kanalbali.id – Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, mencatat dari Bulan Januari hingga November 2024 ada sebanyak 14.881 kasus demam berdarah daunge (DBD) di Bali. Dari 14.881 kasus tersebut tercatat ada 16 orang yang meninggal dunia karena kasus DBD tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Bali, I Nyoman Gede Anom meminta kepada masyarakat untuk melaksanakan upaya pencegahan DBD.

“Melaksanakan upaya mencegah penyebaran DBD antara lain dengan
penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk,” kata Anom dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/12).

Sementara, dari data kasus DBD untuk di Kabupaten Jembrana, dari Bulan Januari hingga November 2024 tercatat sebanyak 309 kasus penderita DBD, kemudian di Kabupaten Tabanan, 1.492 kasus DBD dan 2 orang meninggal dunia.

BACA JUGA: Kanker Leher Rahim Jadi Ancaman Kesehatan, Pentingnya Imunisasi HPV Disosialisasikan

Kemudian, di Kabupaten Badung ada 2.225 kasus DBD dan 1 orang meninggal dunia, di Kabupaten Gianyar ada 4.402 kasus DBD dan 4 orang meninggal dunia, Kabupaten Klungkung ada 1.222 kasus DBD dan 3 orang meninggal dunia, di Kabupaten Bangli, ada 1.210 kasus DBD dan 1 orang meninggal dunia.

Selanjutnya, di Kabupaten Karangasem ada sebanyak 974 kasus DBD dan satu orang meninggal dunia, Kabupaten Karangasem ada 1.770 kasus DBD dan di Kota Denpasar ada 1.247 kasus DBD dan 4 orang meninggal dunia karena DBD.

Anom menyebutkan, untuk mengantisipasi upaya pencegahan DBD melalui kegiatan 3M plus yaitu menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air seperti bak mandi dan drum, lalu menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong, air, tempayan dan lain-lain.

Kemudian, mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas memiliki potensi untuk dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk seperti botol bekas, ban bekas, dan benda tidak terpakai lainnya yang dapat menampung air hujan.

Selain itu, plus cara lain menggunakan repellent atau lotion anti nyamuk, mengganti air vas bunga seminggu sekali, memperbaiki saluran air yang tersumbat dan
lain-lain.

“Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam mengimplementasikan gerakan
satu rumah satu jumantik dengan menunjuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik di rumah masing-masing,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan meminta Dinas Kesehatan di kabupaten dan kota di Bali melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara terus menerus melalui penyuluhan langsung atau melalui media cetak dan/media elektronik.

Sementara, penyuluhan difokuskan kepada pencegahan dan pengenalan tanda-tanda DBD sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam merujuk pasien sejak dari lingkungan masyarakat. Selain itu, juga melakukan respon cepat terhadap laporan kasus sengue.

“Fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani atau merawat pasien dengue wajib dalam tiga jam sudah melaporkan kepada Dinas Kesehatan agar segera dilakukan tindakan penyelidikan epidemiologi dalam 1×24 jam,” ujarnya.

“Dan melaksanakan seluruh kegiatan pencegahan dan pengendalian DBD secara efektif dan berkoordinasi dengan pihak terkait mengantisipasi peningkatan kasus DBD. Diharapkan partisipasi aktif dari masyarakat serta dukungan semua pihak dalam upaya ini dapat melaksanakan pengendalian penyebaran DBD di wilayah masing-masing,” ujarnya. (kanalbali/RLS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.