DENPASAR, Kanalbali.id – Ida Bagus Made Satya Prawira, menjadi satu dari tujuh belas orang anak di Bali yang pernah mengidap gagal ginjal akut. Akibatnya, Satya yang masih berusia 3 tahun 8 bulan harus menjalani perawatan hingga cuci darah selama 3 minggu sampai berhasil sembuh.
“Awalnya dia demam, dan panasnya naik turun hingga 38 derajat celcius. Setelah itu tidak mau kencing. Dalam waktu satu minggu tersebut, Satya hanya mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter,” kata Ibu dari Satya, Ni Kadek Erin Elsayani, Senin, (24/10/2022).
BACA JUGA: Ini Rahasia Dibalik Lukisan Spiritual Susiawan yang Bakal Dipamerkan di Ubud
Erin menuturkan bahwa sejak hari pertama sakit, anak keduanya tersebut hanya mengeluarkan 3 tetes air saat buang air kecil. Erin mengira hal tersebut karena efek dari antibiotik yang sempat dikonsumsi Satya. Namun keesokan harinya Satya kembali tidak buang air kecil sama sekali, dan juga muntah-muntah.
“Saat itu saya masih berpikir kalau dia nggak mau kencing karena nggak mau minum dan makan,” imbuhnya.
Sakit Satya pun berlanjut, Erin mengungkapkan anaknya semakin terlihat lemas, merasa pusing, dan tidak kuat ketika diminta duduk di atas kursi. Selanjutnya, Satya dilarikan ke RSIA Puri Bunda untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Menurut Erin, dari diagnosa awal, Satya diperkirakan dehidrasi, sampai harus diinfus dengan ukuran 850 ml. Hanya saja setelah tindakan tersebut Satya tetap tidak bisa buang air kecil. Bahkan kantung kemihnya tidak menunjukan tanda-tanda adanya urine.
BACA JUGA : Hadirkan Mini Album, Zealous Tampilkan Musik Rock Nan Sexy
Perawatan saat di RSUP Sanglah
Pada hari yang sama, hasil pemeriksaan menunjukan bahwa Satya mengidap gangguan fungsi ginjal. Selanjutnya, Satya langsung dirujuk ke RSUP Sanglah.
“Saya mengambil surat rujukan dulu baru ke RSUP Sanglah karena dari hasil cek darah dibilangnya gangguan fungsi ginjal dan langsung dirujuk,” tuturnya.
Setelah 2 kali cuci darah, Satya langsung mengalami sesak dan mulai bengkak. Setelah cuci darah ketiga kalinya, Satya pun dipindahkan ke ruang ICU. “Disana langsung mendapatkan cuci darah lagi selama 2 hari, setelah membaik kembali ke ruang intermediate,” jelas Erin
Erin mengungkapkan, selama 3 minggu dirawat di RSUP Sanglah, Satya menjalani cuci darah sebanyak 7 kali. Sampai sekarang kondisinya membaik, dan sudah diizinkan pulang ke rumah. Adapun intensitas buang air kecilnya tetap dikontrol, termasuk makanannya juga dijaga.
“Perlu ekstra perhatian karena sakitnya berat, dan masih diawasi. Pantangannya tidak boleh makanan kemasan dan instans,” kata dia.
Pasca kejadian tersebut, Erin mengaku lebih waspada dan masih tetap menakar urine Satya saat buang air kecil.
“Kencingnya berapa jam sekali, berapa jumlahnya, itu masih saya takar kencingnya. Kedepan saya pastinya lebih waspada. Kalau sakit tidak usah tunda-tunda lagi ke dokter, mending langsung saja,” jelasnya. (Kanalbali/LSU)



Be the first to comment